Menurut jajak pendapat di North Carolina yang dilakukan oleh Public Policy Polling (PPP), Olsen berada di tempat ketiga di bawah Hillary Clinton dan Donald Trump, yang masing-masing mendapatkan 40% dan 38%.
"Olsen adalah kandidat paling tidak memenuhi syarat dan konyol, tapi dia mendapatkan suara sebanyak 7, 9, dan 9 persen.Sekarang pemilih tidak peduli apakah kandidat memimpin partai atau tidak, hal ini dapat emberi jalan bagi kandidat partai-ketiga," kata Tom Jensen, direktur PPP.
Pengajuan Olson sebagai disetujui orang tuanya. "Orang tua saya tahu dan mereka memberi lampu hijau," kara Olson.
Baca juga:
Calon Dokter Usia 14 Tahun di UGM: Dia Bisa Gagal Jika...
Ini Dia Partikel Hantu: Bisa Menyelinap, Melesat Cepat
Seperti calon presiden lainnya, media pun berbondong-bondong ingin mewawancarainya, tetapi Olson hanya menerima pertanyaan melalui email. "Saya baru masuk sekolah, jadi sangat sibuk," kata dia kepada majalah Rolling Stone.
Olson menciptakan tokoh Nutz karena muak terhadap sistem dua partai dan para kandidat yang akan berlaga pada pemilihan presiden 2016. "Saya tidak ingin melihat ada Trump, Clinton dan Bush lagi di gedung Putih," kata dia.
Kehadiran Nutz memang menjadi angin segar di antara kejengahan masyarakat melihat pertarungan antara Hillary Clinton, Donald Trump dan Jeb Bush.
NEW YORK MAGAZINE | ROLLING STONE | YON DEMA | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca juga:
Sengit, Giliran Ahok Tantang Rizal: Bongkar Saja Rumah Saya!
Siswa SD Ini Berani Tolak Mentah-mentah Sepeda Hadiah Jokowi