TEMPO.CO, Seoul - Wabah sindrom pernafasan Timur Tengah di Korea Selatan rupanya dimanfaatkan pekerja yang malas ke kantor. Sedikitnya dua wanita tertangkap basah telah berbohong menggunakan MERS sebagai alasan mangkir.
"Polisi menuntut seorang wanita berusia 20 tahun, pegawai pusat perbelanjaan karena menyebarkan rumor bahwa pusat perbelanjaan itu menyembunyikan adanya wabah MERS di antara staf," tulis kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Jumat, 12 Juni 2015.
Pacarnya juga ikut digugat polisi karena membantu menyebarkan rumor itu di Facebook. Kepada polisi, wanita yang tinggal di Incheon, dekat Seoul itu menyatakan dia berharap dengan tersebarnya rumor itu pusat perbelanjaan akan ditutup sementara waktu sehingga dia bisa berlibur. Postingan di Facebook itu langsung dihapus setelah mendapat aduan dari pusat perbelanjaan.
Satu kasus kebohongan lain terjadi di Seoul tengah. Kejadiannya, seorang atasan mengirim pesan kepada pekerjanya yang tidak masuk bekerja selama dua hari. Sang atasan kemudian mendapat jawaban dari seseorang yang mengaku sebagai suami si pekerja. Isi pesan itu menyatakan istrinya sedang tidur di rumah sakit karena positif terjangkit MERS.
"Polisi dan petugas kesehatan menemukan si wanita berada di rumahnya setelah ditelepon atasan. Dia tidak sedikitpun menunjukkan gejala-gejala MERS seperti demam dan batuk," tulis Yonhap. Kepada aparat, dia mengaku tidak ingin pergi bekerja.
Hingga Sabtu, sekitar 138 orang di Korea Selatan terjangkit MERS. Sebanyak 14 di antaranya meninggal dunia.
AP | NATALIA SANTI