TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, meski terus diserang dengan kekuatan militer, kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) justru semakin berkembang.
"Kadang-kadang Anda bisa memiliki manfaat yang bersifat lokal," kata Assad kepada CBS saat ditanyai seberapa efektif sebuah pertempuran dalam memerangi kelompok teror, Senin, 30 Maret 2015. Namun, menurut dia, sebenarnya ISIS telah berkembang sejak awal serangan.
Ada beberapa perkiraan bahwa ISIS melakukan seribu kali rekrutmen selama satu bulan di Suriah dan juga memperingatkan bahwa kelompok itu saat ini berkembang ke wilayah baru di Irak dan Libya. "Di Irak, mereka berkembang, begitu pun di Libya. Dan di banyak tempat lainnya, organisasi afiliasi Al-Qaeda telah mengumumkan kesetiaan mereka kepada ISIS. Jadi itulah situasinya," kata Assad.
Dalam menjawab pertanyaan tentang bagaimana dia menentukan dukungan dan kebijakan di tengah masyarakat Suriah, ia berkata, "Saya tidak menentukan. Saya mengalami. Saya merasakan. Saya selalu berhubungan dengan mereka."
Assad, yang telah terlibat perang saudara brutal dengan pemberontak sejak 2011, mengatakan akan meninggalkan kekuasaan dan jabatannya saat ini ketika ia tidak lagi mendapatkan dukungan publik. Atau merasa dia tidak bisa mewakili nilai-nilai dan kepentingan Suriah. Assad masih berupaya melakukan negosiasi dalam konflik perang saudara meski pemerintah telah membuat prioritas utama yang jelas, yaitu perang melawan kelompok militan ISIS.
ITV.COM | JAPANTIMES | MECHOS DE LAROCHA