TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah barang yang ditinggalkan para korban sandera kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Al-Qaeda menarik perhatian fotografer Glenna Gordon. Ia memotret berbagai barang milik korban dan pada musim panas lalu ia memamerkan karya fotografinya itu.
Di situs Wierd.com, 20 Januari 2015, karya foto Gleena Gordon dan cerita pemiliknya dipublikasikan.
Pasangan suami istri, Wolfgang Ebner, diculik saat berlibur di Tunisia pada tahun 2008. Ebner dan istrinya bermain kartu tanpa henti selama delapan bulan berada di tempat penyekapan. Selain kartu permainan, ada siwak (sikat gigi Arab) yang mereka gunakan selama ditahan.
Ebner menuliskan wasiat terakhir dan bukti di buku catatannya saat disandera oleh kelompok yang berafiliasi terhadap Al-Qaeda. Ia menuliskan istrinya beberapa kali jatuh sakit dan kondisinya dekat dengan kematian. Ebner pun mengkhawatirkan hidupnya.
Tawanan lainnya, Nicolas Henin, warga negara Perancis yang bekerja sebagai wartawan di Suriah meninggalkan obat pembunuh rasa sakit --dan antidiarrhetics-- yang sering ia dan tawanan lain pinta sesering mereka bisa. Nicholas Henin meninggalkan sebuah sikat gigi yang tersisa hanya bagian kepalanya saja. Sebelum diberikan pada Henin, penyekap memotong bagian gagang sikat agar tak bisa dipahat dan dimanfaatkan jadi senjata.
Jaket yang robek di bagian ketiak pun turut menjadi barang peninggalan Henin. Bekas robekan tersebut menjadi bukti saat ia dipukuli dan disandera oleh ISIS. Dia mengatakan pemukulan dan penyiksaan terburuk tidak memberikan darah atau bekas luka.
Selama hampir satu tahun, Nicolas Henin menggunakan sepasang celana dan menukar bagian dalam ke luar dan mengisinya dengan pakaian lain untuk dijadikan bantal. Selain barang-barang tersebut, Nicholas Henin sempat diberi sekaleng tuna atau susu krim pada kesempatan langka, sementara ia ditahan selama hampir satu tahun oleh ISIS.
Henin disekap ISIS di Suriah selama sepuluh bulan oleh ekstrimis Islam yang kemudian dieksekusi bersama James Foley dan sandera lainya. Dan peristiwa pemenggalan sadis tersebut disiarkan di YouTube.
Korban lainnya, Harald Ickler mengenakan sebuah t-shirt yang awalnya berwarna abu-abu yang berubah menjadi cokelat karena tidak pernah dicuci dan dipenuhi noda, debu, dan keringat setiap hari selama 54 hari di tempat penyekapan. Ickler disandera oleh kelompok teroris yang berafiliasi ke Al-Qaeda di Gurun Sahara pada tahun 2003. Bahkan lebih dari satu dekade kemudian, baju ini masih bisa mempertahankan bau yang berbeda.
Harald Ickler dan sekelompok wisatawan lain yang disandera di Gurun Sahara pada tahun 2003 selama 54 hari, bergiliran membaca sebuah novel berjudul Der Strand atau The Beach karangan seorang novelis Inggris, Alex Garland. Setiap orang menulis nama mereka di bagian dalam buku untuk mengambil giliran membaca novel.
Selama disekap Harald makan menggunakan mangkuk dan sendok berbahan stainless yang sama. Hampir setiap hari, ia dan sandera lainnya diberi sup tepung encer dengan campuran gula di pagi hari, garam di siang hari, dan pada sore hari, Ickler menyebutnya"Classic" karena tak ada garam maupun gula. Satu waktu, pihak penyandera menyembelih unta dan mereka menerima sedikit daging. "Itu seperti Natal bagi kami," kata Ickler.