TEMPO.CO, Jakarta - International Criminal Police Organization (Interpol) Malaysia meminta bantuan kepada Interpol Indonesia untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak Sabtu, 8 Maret 2014. Surat tersebut diterima Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia pada Senin lalu, 17 Maret 2014.
Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Republik Indonesia, Komisaris Besar Agus Irianto, mengatakan Interpol Malaysia mengirim surat permintaan bantuan ke beberapa negara yang warganya menjadi korban Malaysia Airlines. "Termasuk Interpol Indonesia," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 19 Maret 2014. (Baca: Polri Sudah Serahkan Data WNI ke Malaysia Airlines )
Saat ini, Agus mengatakan, Mabes Polri tengah mengumpulkan ciri-ciri fisik dari tujuh korban Malaysia Arlines. Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jika dibutuhkan. "Data masih kami kumpulkan, semacam profil dari para penumpang," ujar Agus.
Sebagian data, ucap Agus, sudah dikumpulkan oleh tim Disaster Victim Identification. Apabila data sudah lengkap, ujar Agus, maka akan segera diberikan ke pihak yang berkepentingan. "Nanti akan dilengkapi apabila ada kekurangan dari Interpol Indonesia," ujar Agus.
Namun, kata Agus, yang menjadi fokus perhatian adalah keberadaan pesawat Malaysia Airlines itu sendiri. Sebab, sampai saat ini keberadaan pesawat tersebut belum juga ditemukan. Padahal, sejumlah pihak sudah melakukan pencarian. "Dan, bagaimana kondisi penumpang," ujarnya.
Pesawat Malaysia Airlines hilang kontak dengan menara pengawas Subang pada pukul 02.40 waktu setempat. Padahal, pesawat yang mengangkut 227 penumpang, dua bayi, dan 12 kru itu dijadwalkan mendarat di Bandara International Beijing, Cina, pada pukul 06.30.
SINGGIH SOARES
Terpopuler:
Anwar Ibrahim Akui Pilot MH370 Kerabatnya
Kader Gerindra Gugat Jokowi ke Pengadilan Besok
SBY Jajan Tahu di Mal, Wartawan Dilarang Motret