TEMPO.CO, Christchurch - Akibat guncangan brutal yang menyerang Christchurch, Selandia Baru, pasokan daya listrik dan saluran komunikasi untuk warga lumpuh. Diperkirakan 15.000 penduduk sepanjang pesisir timur Pulau Selatan, Selandia Baru, sekarang tidak bisa mendapatkan paskoan daya listrik dan sambungan komunikasi.
Evakuasi besar-besaran terjadi di Kota Christchursh. Beberapa permukiman penduduk di area perumahan pinggir kota sudah mulai ditinggalkan penghuninya. Bahkan bandara internasional dan pertokoan juga dikosongkan. Penerbangan maskapai Qantas dengan nomor penerbangan QF 45, yang seharusnya mendarat di kota, dialihkan ke Wellington, kota yang berada 304 kilometer di barat daya Christchurch.
Jim Boult, Kepala Bandara Internasinal Christchurch, mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan investigasi terhadap struktur landasan pacu. Ia berharap tidak terjadi kerusakan yang bisa menyebabkan tertundanya banyak penerbangan.
“Investigasi akan dilakukan beberapa jam. Mohon dimaklumi sebab ini untuk kepentingan keselamatan bersama,” katanya.
Gempa bumi berkekuatan 5,8 skala Richter mengguncang keras Christchurch, kota terbesar kedua setelah Auckland, di Selandia Baru. Serangan gempa terjadi sangat cepat dengan diikuti empat kali gempa susulan sebesar 5,3 skala Richter.
Sebelumnya, gempa besar pernah terjadi di Selandia Baru. Oktober lalu, Badan Gempa Amerika Serikat melaporkan telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter di Kepulauan Kermadec, Selandia Baru.
THE NZ HERALD | SANDY INDRA PRATAMA