TEMPO Interaktif, Dubai -Bursa efek di Dubai dan bagiannya, Abu Dhabi pada Senin (30/11) dibuka menurun tajam, dan krisis utang Dubai pun dimanfaatkan para investor negara Uni Emirat Arab.
Selama empat hari libur Idul Adha, kegiatan pertukaran uang di kedua negara tersebut ditutup, dan disaat itu pula diumumkan bahwa Dubai World Holding Company menunda pembayaran utangnya. Yang dikhawatirkan oleh negara tersebut adalah, terjadi peristiwa yang berbuntut panjang, seperti kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008, yang memicu ketidakpercayaan bank-bank di Amerika Serikat.
Tren yang terjadi di dua negara Uni Emirat Arab itu diprediksi akan memberi pengaruh buruk terhadap kegiatan bisnis di Asia dan Eropa, pada Kamis (3/12) mendatang, dan Amerika Serikat pada Jumat (4/12).
"Saya prediksi bursa di kawasan Teluk dapat anjlok seperti pada September tahun lalu," ujar ekonom Arab Saudi, Abdulwahab Abu-Dahesh, Senin (30/11).
Meski begitu, pihak bank sentral Uni Emirat Arab berusaha agar pengaruh krisis tidak meluas, dengan menggelontorkan lebih banyak likuiditas ke dalam sistim perbankan negara kawasan itu.
"Ini adalah langkah untuk menenangkan para investor. Pasar hari ini harus tenang, jangan sampai panik," kata analis finansial Uni Emirat Arab, Nasser bin Gaith.
AP/ANGIOLA HARRY