Pembicaraan Gencatan Senjata Hanyalah Pembodohan
Pembicaraan untuk menghidupkan kembali gencatan senjata Gaza hanyalah "pembodohan" ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan perjalanan ke Timur Tengah, demikian ungkap direktur advokasi Israel-Palestina di kelompok yang berbasis di Amerika Serikat, Democracy for the Arab World Now (DAWN).
"Kami tidak bisa mempercayai apa pun yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri pada saat ini," kata Adam Shapiro kepada Al Jazeera. "Apa yang dikatakan Blinken tentang tujuan perang Israel tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Israel sebagai tujuan perang mereka. Israel merencanakan pemukiman kembali sebagian wilayah Gaza, jika bukan seluruh wilayah Gaza."
Ia juga mencatat bahwa keluarnya penduduk Lebanon menunjukkan "ada alasan yang nyata untuk meyakini bahwa penyelesaian Lebanon selatan sudah di depan mata".
"Ini adalah kegagalan total dari pemerintahan ini, dari menteri luar negeri ini, selama lebih dari satu tahun untuk melakukan sesuatu yang berarti untuk menghentikan kekejaman yang terjadi."
Sementara itu, analis lain, Benjamin Friedman, direktur kebijakan untuk kelompok yang berbasis di Amerika Serikat, Defense Priorities, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Inggris memikul tanggung jawab yang signifikan atas perang berdarah Israel di Timur Tengah karena dukungan militer dan keuangan yang tidak terbatas.
"Amerika Serikat dan Inggris telah benar-benar memfasilitasi eskalasi Israel yang konon mereka lawan. Faktanya, mereka benar-benar mendanainya melalui pengiriman senjata dan uang yang diberikan kepada Israel," kata Freidman kepada Al Jazeera.
"Saya berharap bisa mengatakan bahwa saya terkejut, tetapi saya telah berada di negara ini untuk waktu yang lama dan melihat dengan kekecewaan betapa dekatnya kami mendukung Israel meskipun mereka secara teratur menolak untuk mendengarkan para presiden AS selama beberapa dekade."
Sejak membunuh Sinwar pekan lalu, Israel justru terus melakukan operasi intensif di Gaza utara, yang dikhawatirkan oleh Palestina dan badan-badan PBB sebagai upaya untuk menutup wilayah utara dari daerah kantong lainnya.
Sheikh Mohammed mengatakan bahwa ia berharap negosiasi akan berlanjut dengan sebuah proposal yang telah didiskusikan pada putaran pembicaraan terakhir.
Para pejabat Qatar juga telah bertemu dengan para pejabat di kantor politik Hamas di Doha dalam beberapa hari terakhir, katanya. "Sampai saat ini, belum ada kejelasan tentang apa yang akan terjadi di masa depan," katanya.
Hamas belum menunjuk pengganti Sinwar, yang ditunjuk sebagai pemimpin setelah Israel membunuh mantan pemimpinnya, Ismail Haniyeh, pada Juli.
Mesir secara terpisah terlibat dalam diskusi dengan Hamas, kata Sheikh Mohammed, seraya menambahkan bahwa ia berharap pembicaraan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang positif.
Pilihan Editor: Israel Lakukan Pembantaian di Jabalia Gaza, 150 Warga Palestina Tewas dan Terluka