5. Khalil Al Hayya
Khalil al-Hayya adalah tokoh terkemuka dalam biro politik Hamas, yang saat ini berkantor pusat di Qatar. Ia telah memainkan peran kunci dalam negosiasi gencatan senjata dalam konflik-konflik sebelumnya. Kepemimpinan Al-Hayya dapat dilihat sebagai pilihan yang pragmatis bagi kelompok tersebut, terutama jika Hamas berupaya untuk menegosiasikan akhir perang yang sedang berlangsung di Gaza. Keterlibatannya dalam perundingan gencatan senjata tahun 2014 dengan Israel menunjukkan kemampuannya untuk terlibat dalam negosiasi tingkat tinggi, dan kepemimpinannya dapat menawarkan jalur yang lebih diplomatis bagi Hamas.
Al-Hayya selamat dari serangan udara Israel pada tahun 2007 yang menewaskan anggota keluarganya. Ketajaman politiknya, dipadukan dengan koneksinya dengan mediator internasional, khususnya di Doha, menjadikannya sosok yang dapat diajak bekerja sama oleh Israel dan Hamas dalam perundingan gencatan senjata.
6. Khaled Mashal
Khaled Mashal, yang memimpin Hamas selama lebih dari satu dekade dari tahun 2006 hingga 2017, tetap menjadi tokoh yang disegani dalam kelompok tersebut, meskipun ia tidak lagi disukai oleh beberapa faksi utama. Selama kepemimpinannya, Mashal mengawasi beberapa tonggak sejarah militer dan politik Hamas yang paling signifikan. Namun, penentangannya secara terbuka terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara Suriah membuat hubungan dengan Iran, pendukung utama Hamas, menjadi tegang. Mashal kini tinggal di Qatar.
NDTV | REUTERS
Pilihan editor: Kekejaman Israel di Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa: Jatuhkan Bom yang Membakar Warga Gaza Hidup-hidup