Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengacara Gaza: Tidak Ada Alasan untuk Penundaan Surat Perintah Penangkapan ICC

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Logo International Criminal Court (ICC) di Den Hague, Belanda. Sumber: aa.com.tr
Logo International Criminal Court (ICC) di Den Hague, Belanda. Sumber: aa.com.tr
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah lebih dari empat bulan sejak kepala jaksa penuntut Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan, mengumumkan bahwa ia mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, serta para pemimpin Hamas.

Namun, ruang praperadilan pengadilan yang berbasis di Den Haag belum menyetujui surat perintah tersebut.

"Ini sangat kontras dengan apa yang telah dilakukan oleh pengadilan lain dalam konteks lain, misalnya di Ukraina, dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan dalam beberapa minggu," kata Triestino Mariniello, seorang profesor hukum di Liverpool John Moores University dan anggota tim hukum yang mewakili para korban Gaza di hadapan ICC sejak 2020, kepada Al Jazeera.

"ICC sejauh ini telah gagal memberikan keadilan bagi para korban Palestina dan secara mengejutkan menunda keputusan apa pun terkait penerbitan surat perintah penangkapan, yang memungkinkan negara dan badan-badan politik untuk mencampuri pekerjaan pengadilan," katanya.

"Hanya dengan menempatkan penundaan ini ke dalam konteks yang lebih luas, kita tahu bahwa Mahkamah Pidana Internasional, seperti yang juga diungkapkan oleh para jurnalis investigasi, telah berada di bawah tekanan yang luar biasa dan juga ancaman dari berbagai negara dan juga oleh individu," tambah Mariniello.

Dia mencatat bahwa penundaan tersebut mungkin "disebabkan oleh tekanan ini" tetapi menekankan bahwa "setidaknya dari perspektif hukum, tidak ada pembenaran" untuk hal tersebut.

Penyelidikan PBB: Israel Lakukan “Pemusnahan” di Gaza

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa mereka menemukan bahwa Israel melakukan kebijakan bersama untuk menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza dalam invasinya, sebuah tindakan yang merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan.

Sebuah pernyataan dari mantan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, yang dirilis menjelang laporan lengkap menuduh Israel melakukan "serangan tanpa henti dan disengaja terhadap personel dan fasilitas medis" dalam perang tersebut.

"Anak-anak khususnya telah menanggung beban terberat dari serangan-serangan ini, menderita baik secara langsung maupun tidak langsung akibat runtuhnya sistem kesehatan," kata Pillay, yang laporannya akan dipresentasikan di hadapan Majelis Umum PBB pada 30 Oktober mendatang, seperti dilansir Al Jazeera.

Pernyataan penyelidikan PBB juga menuduh pasukan Israel dengan sengaja membunuh dan menyiksa petugas medis, menargetkan kendaraan medis dan membatasi izin bagi pasien untuk meninggalkan Jalur Gaza yang terkepung.

Pilihan Editor: ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


RS Gaza Desak Israel Hentikan Perintah Evakuasi di Tengah Gempuran Militer

9 jam lalu

Petugas membawa korban tewas dari rumah sakit Kamal Adwan menyusul serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, 21 Mei 2024. REUTERS/Rami Zohod
RS Gaza Desak Israel Hentikan Perintah Evakuasi di Tengah Gempuran Militer

Tentara Israel memerintahkan pasien dan staf medis di tiga rumah sakit di Gaza utara untuk untuk mengosongkan fasilitas tersebut dalam waktu 24 jam.


ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

13 jam lalu

Tampak luar Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda, 31 Maret 2021. REUTERS/Piroschka van de Wouw
ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

ICC secara resmi meminta LSM dan institusi lain menggunakan istilah "Negara Palestina" menggantikan istilah "Palestina"


Biden Telepon Netanyahu, Janjikan Dukungan Kuat Melawan Iran

14 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu, Janjikan Dukungan Kuat Melawan Iran

Gedung Putih mengatakan Biden-Netanyahu membahas konfrontasi dengan Iran dalam percakapan 30 menit yang melibatkan Wapres AS Kamala Harris.


Klaim-klaim Israel Telah Bunuh Penerus Hizbullah Termasuk Melemahkannya

19 jam lalu

Pendukung Hizbullah membawa bendera dan spanduk yang menggambarkan pejabat senior Hizbullah Sayyed Hashem Safieddine selama protes di pinggiran selatan Beirut, Lebanon 18 Oktober 2023. REUTERS/Mohamed Azakir
Klaim-klaim Israel Telah Bunuh Penerus Hizbullah Termasuk Melemahkannya

Israel menyebut telah melemahkan Hizbullah dan membunuh pemimpin serta penerus pemimpin yang telah terbunuh


MER-C Indonesia Serukan Perang Gaza Dihentikan

19 jam lalu

Seorang anggota Mer-C terus memantau perkembangan anggota Mer-C Tim Pelayaran Gaza di kantor Mer-c, Jakarta, Selasa (1/6). TEMPO/Subekti
MER-C Indonesia Serukan Perang Gaza Dihentikan

MER-C meminta agar fasilitas kesehatan di Gaza, Palestina, tidak diganggu gugat dalam peperangan dan tidak dirusak


Relawan MER-C Ikut Evakuasi dari Gaza Utara atas Perintah Israel

20 jam lalu

Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan (Dok. Mer-C)
Relawan MER-C Ikut Evakuasi dari Gaza Utara atas Perintah Israel

Relawan MER-C yang sebelumnya berada di RS Indonesia di Gaza utara, sedang melaksanakan proses evakuasi


Pengamat Militer Israel: 11.000 Personel Diperkirakan Terluka, Kemampuan Pasukan Israel Menurun

1 hari lalu

Orang-orang berduka atas kematian seorang prajurit Israel, Sersan Satu Noam Israel Abdu, yang tewas di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, selama pemakamannya di Kadima-Zoran, Israel, 8 Oktober 2024. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengamat Militer Israel: 11.000 Personel Diperkirakan Terluka, Kemampuan Pasukan Israel Menurun

Setahun berperang, pasukan Israel telah menciut setara 12 batalion karena para personelnya kelelahan dan luka-luka.


Hamas dan Fatah Bertemu di Mesir, Bahas Rencana Pasca-Gaza

1 hari lalu

Mahmoud al-Aloul, Wakil Ketua Komite Sentral organisasi Palestina dan partai politik Fatah, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, dan Mussa Abu Marzuk, anggota senior gerakan Islam Palestina Hamas, menghadiri acara di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing pada  23 Juli 2024. PEDRO PARDO/Pool via REUTERS
Hamas dan Fatah Bertemu di Mesir, Bahas Rencana Pasca-Gaza

Hamas dan Fatah bertemu untuk kedua kalinya membicarakan rencana kerja sama pascaperang di Gaza dan menolak syarat-syarat dari Israel.


Tentara Israel Tolak Bertempur jika Kesepakatan Sandera Tidak Diselesaikan

1 hari lalu

Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah permusuhan antara Hizbullah dan Israel, di Israel utara, 9 Oktober 2024. REUTERS/Ammar Awad
Tentara Israel Tolak Bertempur jika Kesepakatan Sandera Tidak Diselesaikan

Tentara Israel mengancam akan meninggalkan tugas cadangan jika pemerintah tidak menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.


Netanyahu Ancam Hanguskan Lebanon, Bisa Seperti Gaza

1 hari lalu

Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 13 Mei 2024. GIL COHEN-MAGEN/Pool via REUTERS
Netanyahu Ancam Hanguskan Lebanon, Bisa Seperti Gaza

Netanyahu mengancam akan mengebom Lebanon hingga seperti Gaza jika terus melindungi Hizbullah.