TEMPO.CO, Jakarta - Perang antara Hizbullah Israel yang kian membara membuat sejumlah negara mengevakuasi warganya dari Lebanon. Pada Selasa, 7 Oktober 2024, militer Israel memulai serangan darat di Lebanon barat daya. Operasi itu memperluas serangan Israel ke zona baru setahun setelah baku tembak dengan Hizbullah dan di tengah permintaan PBB agar pihak bertikai mencari solusi diplomatik.
Di Lebanon, militer Israel semakin sering memberi tekanan pada Hizbullah melalui serangan-serangannya. Israel mengatakan mereka melakukan operasi terbatas, terlokalisasi, dan terarah di barat daya Lebanon setelah mengumumkan operasi semacam itu untuk wilayah perbatasan tenggara.
Militer Israel menyerang pinggiran selatan Beirut semalaman dan mengklaim telah menewaskan seorang pejabat tinggi Hizbullah, Suhail Hussein Husseini, yang bertanggung jawab soal anggaran dan logistik kelompok itu. Jika benar soal kabar ini, maka kematian Suhail akan menjadi yang terbaru dalam serangkaian pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pemimpin dan komandan Hizbullah dan sekutunya, Hamas.
Adapun serangan terbesar Hizbullah dalam beberapa dekade ialah ketika Israel membunuh pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, dengan serangan udara di pinggiran selatan Beirut akhir bulan lalu.
Berikut adalah sejumlah negara yang mengirimkan pesawat untuk membawa warganya meninggalkan Lebanon.
Australia
Australia mulai mengevakuasi warga negaranya dari Lebanon melalui Siprus pada tanggal 5 Oktober. Lebih dari 800 orang tiba di pulau Mediterania timur dengan penerbangan carteran selama akhir pekan, dan banyak yang telah dipulangkan ke Australia.
Belgia
Kantor berita Belgia mengatakan penerbangan militer dijadwalkan pada hari Rabu untuk memulangkan warga Belgia dan Eropa dari Lebanon.