Pidato Qassem yang disiarkan televisi pada hari Selasa adalah yang kedua sejak permusuhan antara Israel dan Hizbullah meningkat pada bulan September. Dia adalah anggota pertama pimpinan tinggi Hizbullah yang menyampaikan pernyataan di televisi setelah terbunuhnya Nasrallah dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada 27 September.
Berbicara pada 30 September, Naim Qassem mengatakan Hizbullah akan segera memilih pengganti sekretaris jenderalnya yang terbunuh. Hizbullah juga akan terus memerangi Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.
"Apa yang kami lakukan hanyalah hal yang paling minimum. Kami tahu bahwa pertempuran ini mungkin akan berlangsung lama," katanya dalam pidato berdurasi 19 menit.
Lahir pada tahun 1953 di Beirut dari keluarga asal Lebanon selatan, aktivisme politik Qassem dimulai dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon. Dia meninggalkan kelompok tersebut pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam Iran, yang membentuk pemikiran politik banyak aktivis muda Syiah Lebanon.
Naim Qassem ikut mendirikan Hizbullah yang didukung Garda Revolusi Iran sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982. Dia telah menjadi koordinator umum kampanye pemilihan parlemen Hizbullah sejak kelompok itu pertama kali mengikutinya pada tahun 1992.
Pada 2005, ia menulis sejarah Hizbullah yang dianggap sebagai pandangan orang dalam yang langka terhadap organisasi tersebut. Qassem mengenakan sorban putih tidak seperti Nasrallah dan Safieddine, yang sorban hitamnya menunjukkan status mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad.
REUTERS
Pilihan editor: Dikabarkan Hilang, Komandan Pasukan Al Quds Iran Dalam Kondisi Sehat