TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengungkap sebanyak 40 WNI sedang dievakuasi dari Lebanon dalam periode 2-3 Oktober 2024. Evakuasi susulan itu dilakukan dalam dua gelombang.
"Selama 2-3 Oktober 2024, kami sudah melakukan proses evakuasi melalui jalur darat. Sebanyak 40 WNI ini ditambah satu orang warga negara Lebanon," kata Judha saat konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI, pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Judha menjelaskan evakuasi jalur udara telah dilakukan dalam tiga gelombang pada Agustus 2024 dengan total 25 WNI yang dievakuasi. Sebanyak 13 WNI dievakuasi pada 10 Agustus 2024; 7 WNI dievakuasi pada 18 Agustus; dan 5 WNI dievakuasi pada 28 Agustus.
Selanjutnya, Judha menyampaikan, evakuasi gelombang keempat dilakukan pada 2 Oktober 2024, dengan 20 WNI yang berhasil dipulangkan melalui jalur darat. WNI yang dievakuasi itu terdiri dari 14 laki-laki dan 6 perempuan yang berasal dari Jakarta, Riau, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, DIY, dan Bali.
Para WNI itu berangkat dari kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon, lalu transit ke Damaskus, Suriah, kemudian ke Amman, Yordania.
"Saat ini, 20 WNI kita sudah berada dengan selamat di Amman, Yordania," ujarnya.
Lebih lanjut, Judha menyebut 20 WNI dan satu WNA turut dievakuasi dalam gelombang kelima. Mereka itu terdiri dari 10 laki-laki dan 11 perempuan yang berasal dari Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Saat ini mereka sudah aman di Damaskus, Suriah, dan sedang dalam perjalanan menuju Amman, Yordania. Judha memastikan KBRI Amman akan menjamin keselamatan para WNI yang akan dipulangkan ke Indonesia itu.
"Total semua ada 40 warga negara kita yang akan aman di Amman," ucapnya.
Sebelumnya, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Beirut Yosi Aprizal mengungkap evakuasi WNI gelombang pertama dilakukan terhadap 13 WNI pada 10 Agustus 2024. Lalu, evakuasi gelombang kedua dilakukan terhadap 7 WNI pada 18 Agustus 2024. Selanjutnya, evakuasi gelombang ketiga dilakukan terhadap 5 WNI pada 28 Agustus 2024.
"Total 25 WNI (yang sudah dievakuasi)," kata Yosi dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Selasa, 1 Oktober 2024.
Israel pekan lalu membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pembunuhan Nasrallah dikhawatirkan mengganggu stabilitas Lebanon dan wilayah yang lebih luas.
Sejak Senin, 30 September 2024, serangan Israel yang gencar di seluruh Lebanon timur, selatan, dan di Beirut selatan telah menewaskan ratusan orang dan memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka. Pada awal minggu ini, kepala pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam Lebanon dan lebih dari 50 ribu telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah.
Serangan intensif itu terjadi saat Israel mengalihkan fokus operasinya dari Gaza ke Lebanon, setelah hampir setahun terlibat baku tembak lintas perbatasan dengan Hizbullah terkait perang Gaza. Hizbullah menyatakan mereka bertindak untuk mendukung sekutunya, yaitu Hamas.
Pilihan editor: Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini