TEMPO.CO, Jakarta - Anura Kumara Dissanayake, pemimpin Partai National People's Power (NPP), resmi dilantik sebagai Presiden Sri Lanka pada Senin, 23 September 2024, menjadikannya presiden eksekutif kesembilan di negara tersebut.
Politikus Sinhalese yang berideologi Marxis ini berhasil mengalahkan presiden petahana, Ranil Wickremesinghe, dan pemimpin oposisi, Sajith Premadasa, dalam putaran kedua pemilihan presiden yang berlangsung pada akhir pekan. Dissanayake menjadi Presiden Sri Lanka memenangkan lebih dari 5,74 juta suara atau sekitar 55,89 persen dari total suara sah, unggul atas Premadasa yang mengumpulkan sekitar 4,53 juta suara.
Dissanayake, yang dikenal luas dengan julukan AKD, mencatat sejarah sebagai presiden pertama Sri Lanka yang terpilih melalui putaran kedua pemilihan, setelah gagal memperoleh lebih dari 50 persen suara di putaran pertama. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian, Peternakan, Tanah, dan Irigasi pada 2004-2005, serta ketua oposisi antara 2015-2018. Pada tahun 2014, ia menjadi pemimpin partai Janatha Vimukthi Peramuna (JVP), yang sebelumnya merupakan gerakan revolusioner.
Mengenal Sosok Dissayanake
Anura Kumara Dissanayake lahir pada 24 November 1968. Ia berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah di desa Thambuttegama di distrik Anuradhapura, sekitar 170 km jauhnya dari ibu kota Kolombo. Ayahnya adalah seorang petaruh harian dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Pada usia empat tahun, mereka pindah ke Kekirawa dan Dissanayake menjadi siswa pertama dari sekolahnya yang berhasil masuk ke universitas untuk mendalami ilmu fisika.
Dia muncul sebagai pemimpin mahasiswa pada tahun 1990-an dengan bergabung dengan pemberontakan bersenjata anti-pemerintah JVP antara tahun 1987 dan 89 melawan rezim "imperialis dan kapitalis" dari Presiden Jayawaardene dan R Premadasa.
Ia ditunjuk sebagai organisator nasional dari Organisasi Pemuda Sosialis, sayap pemuda JVP. Ia bergabung dengan badan pembuat keputusan JVP, politburo pada tahun 1998.
Dia menjadi terkenal ketika dia bertarung dalam pemilihan Parlemen dari distrik Karunegala dan terpilih kembali. dia diangkat menjadi menteri Kabinet dalam pemerintahan Presiden Chandrika Bandaranaike Kumaratunga, sebagai bagian dari pemerintahan koalisi.
Dissanayake memiliki sejarah memimpin dua pemberontakan yang bertujuan mendirikan negara sosialis di Sri Lanka, meskipun keduanya gagal dan menewaskan lebih dari 80.000 orang. JVP sendiri hanya berhasil meraih kurang dari 4 persen suara dalam pemilihan parlemen pada Agustus 2020. Pada pemilihan presiden 2019, ia mencalonkan diri sebagai kandidat NPP dan menempati urutan ketiga dengan perolehan sekitar 3 persen suara. Meskipun kinerjanya pada pilpres 2019 tergolong rendah, NPP tetap mencalonkannya pada pemilihan presiden 2024.
Membubarkan Parlemen Sehari Usai Dilantik
Pada Selasa malam, 24 September 2024 waktu setempat, sehari usai dilantik, Anura Kumara Dissanayake mengumumkan pembubaran Parlemen Sri Lanka dan menetapkan pemilihan umum akan diadakan pada 14 November mendatang. Menurut pernyataan dari kantor kepresidenan Sri Lanka, proses pendaftaran calon anggota legislatif yang akan bersaing memperebutkan 225 kursi di Parlemen dijadwalkan berlangsung pada 4 hingga 11 Oktober 2024.
Parlemen yang dibubarkan tersebut merupakan hasil pemilihan legislatif pada 2020, dengan pemilu baru yang seharusnya diadakan pada Agustus lalu. Pemilihan presiden yang baru saja berlalu merupakan pemilu pertama sejak Sri Lanka menyatakan kebangkrutan nasional pada April 2022.
Pada hari Selasa yang sama, Dissanayake menunjuk Harini Amarasuriya, seorang akademisi dan cendekiawan, sebagai perdana menteri sementara, serta membentuk kabinet sementara yang ramping hingga pemilihan umum diadakan.
Dissanayake dijadwalkan memberikan pidato kepada rakyat Sri Lanka pada Rabu lalu untuk menjelaskan kebijakan pemerintahannya yang baru. Menurut Bimal Rathnayake, salah satu asistennya, prioritas utama pemerintahan baru adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat Sri Lanka, di mana lebih dari 50 persen dari populasi, sekitar 12 juta orang, hidup dalam kondisi ekonomi rentan.
Rathnayake juga menambahkan bahwa kebijakan Dissanayake akan mencakup pengurangan harga bahan pokok dengan menurunkan pajak tidak langsung, serta menurunkan harga bahan bakar dan listrik guna mendorong pemulihan ekonomi.
MICHELLE GABRIELA | SUDI SEKARWATI I ANTARA
Pilihan Editor: Anura Kumara Dissanayake Dilantik Jadi Presiden Sri Lanka