TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus akan tiba di salah satu komunitas Katolik paling terpencil di dunia di Papua Nugini pada Minggu untuk disambut oleh sekelompok misionaris Argentina yang berencana untuk menyambutnya dengan segelas "mate", minuman herbal tradisional Amerika Selatan.
Paus berusia 87 tahun yang berasal dari Buenos Aires ini sedang melakukan lawatan selama 12 hari ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura, yang sebagian bertujuan untuk memacu aksi global dalam mengatasi perubahan iklim.
Kunjungannya selama tiga hari di Papua Nugini diakhiri dengan kunjungan sore hari ke Vanimo, sebuah kota berpenduduk sekitar 14.000 jiwa di dekat perbatasan dengan Indonesia. Kota ini tidak dapat diakses melalui jalan darat dari sebagian besar wilayah negara itu dan pihak berwenang harus mengirimkan mobil Paus dengan tongkang dari ibu kota Port Moresby.
Paus Fransiskus mengunjungi Vanimo sebagian karena kehadiran kelompok misionaris Argentina, Institute of the Incarnate Word, di keuskupan Vanimo.
Pastor Agustin Prado, salah satu misionaris, mengatakan hubungan antara Vanimo dan Vatikan dimulai setelah saudaranya, Pastor Martin, memimpin sekelompok umat ke Roma pada 2019.
Mereka beraudiensi dengan Paus, dan tetap berhubungan melalui pejabat Vatikan, berbagi foto dan video tentang pekerjaan para misionaris di sana.
Para pejabat Vatikan mengatakan kepada para misionaris bahwa Fransiskus ingin bertemu secara pribadi di kediaman mereka, di mana ia akan ditawari "mate", minuman berkafein yang populer di Argentina yang digunakan dalam acara-acara sosial, kata Prado.
"Bagi kami, ini adalah sebuah berkat yang besar. Kami sedang bekerja, secara materi, mempersiapkan segalanya, tetapi terutama secara spiritual, untuk siap bertemu dengannya," katanya.
Paus Fransiskus, mantan penjaga klub malam di ibu kota Argentina sebelum menjadi imam, sebelumnya terlihat minum "mate" yang ditawarkan oleh para simpatisan dalam beberapa kesempatan.