TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menunjuk Michel Barnier, mantan negosiator Brexit Uni Eropa, sebagai perdana menteri baru Prancis setelah lebih dari 50 hari menjabat sebagai pemerintahan sementara.
Macron mengadakan pembicaraan dengan politisi veteran berusia 73 tahun itu di Istana Elysee pada Kamis 5 September 2024. Ia menugaskan Barnier untuk membentuk pemerintahan baru dengan harapan mengakhiri kebuntuan politik selama berminggu-minggu di negara tersebut setelah pemilihan parlemen yang cepat.
Pertaruhan Macron untuk mengadakan pemilihan parlemen secepatnya pada Juni menjadi bumerang, karena koalisi tengahnya kehilangan puluhan kursi dan tidak ada partai yang memenangkan mayoritas absolut.
Aliansi sayap kiri Front Populer Baru menjadi pemilik suara terbanyak, namun Macron mengesampingkan permintaan mereka untuk membentuk pemerintahan setelah partai-partai lain mengatakan mereka akan segera menolaknya.
Faksi sentris Macron dan sayap kanan merupakasayn dua kelompok besar lainnya di Majelis Nasional.
Barnier, seorang sayap kanan dari Partai Republik (LR), hampir tidak terlihat dalam politik Prancis sejak gagal memenangkan nominasi partainya untuk menantang Macron sebagai presiden pada 2022.
Mantan menteri luar negeri dan komisaris Uni Eropa kini menghadapi tantangan berat dalam upaya mendorong reformasi dan anggaran 2025 melalui parlemen yang digantung. Ini terjadi pada saat Perancis berada di bawah tekanan dari Komisi Eropa dan pasar obligasi untuk mengurangi defisitnya.
Penunjukan tersebut menyusul upaya intens selama berminggu-minggu yang dilakukan Macron dan para pembantunya untuk menemukan kandidat yang mampu membangun kelompok pendukung yang longgar di parlemen, dan bertahan dari kemungkinan upaya lawan presiden untuk menghalangi upaya pembentukan pemerintahan baru.
Seorang menteri di masa pemerintahan yang akan habis masa jabatannya bahwa Barnier “sangat populer di kalangan anggota parlemen sayap kanan tanpa mengganggu kelompok kiri”.
Macron tampaknya mengandalkan Partai sayap kanan National Rally (RN) yang terdiri dari kandidat presiden tiga kali Marine Le Pen untuk tidak menghalangi penunjukan Barnier.
Pemimpin Partai Reli Nasional Jordan Bardella mengatakan Barnier akan diadili “berdasarkan bukti” ketika dia berpidato di depan parlemen.
Pemimpin Partai Hijau Marine Tondelier membalas: “Pada akhirnya kita tahu siapa yang memutuskan. Namanya Marine Le Pen. Dialah orang yang Macron putuskan untuk tunduk.”
Pilihan Editor: Presiden Prancis Emmanuel Macron Cari Perdana Menteri Baru
REUTERS | AL JAZEERA