TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan para pejabat senior di kementeriannya mempresentasikan usulan anggaran negara untuk tahun depan dalam sebuah konferensi pers pada Selasa, dengan mempertimbangkan perang yang sedang berlangsung melawan Hamas di Gaza.
Anggaran tersebut dipresentasikan setelah melalui pembahasan yang sulit selama berminggu-minggu, di mana Smotrich menyerang para pejabat senior di kementeriannya dan tidak mengikutsertakan mereka dalam diskusi.
Usulan anggaran 2025 yang diajukan Smotrich tampak seperti rencana penghematan ekonomi menyusul kontraksi ekonomi Israel akibat perang di Gaza.
Perang ini merupakan perang terpanjang dan termahal dalam sejarah Israel dengan biaya langsung sekitar NIS 200-250 miliar (sekitar Rp 835 triliun hingga Rp 1000 triliun), katanya.
Langkah-langkah yang diusulkannya termasuk pembekuan pajak penghasilan, pembekuan gaji sektor publik, pembekuan upah minimum, pajak tambahan atas keuntungan perusahaan yang tidak didistribusikan dan penghapusan pembebasan PPN bagi para turis.
"Kita sedang berperang," kata menteri sayap kanan tersebut. "Tapi kita semua akan menang bersama di bidang ekonomi. Semua orang sama-sama menanggung beban. Tidak ada yang akan melihat lebih sedikit di rekening bank mereka, tapi ya, akan ada pembekuan."
Ia mengklaim bahwa defisit anggaran akan lebih kecil dari perkiraan 6,6%, karena akan naik dalam beberapa bulan mendatang, tetapi akan turun lagi sehingga lebih kecil dari yang diperkirakan untuk kuartal terakhir tahun ini. "Saat ini, kami masih berkomitmen untuk memenuhi target defisit untuk tahun 2024 karena kami memperkirakan defisit akan menurun di kuartal terakhir tahun ini."
"Saya bangga dengan cara kami memimpin perekonomian selama sebelas bulan terakhir yang kompleks. Hasilnya bagus dalam hal ketahanan nasional - ketahanan bisnis, stabilisasi militer, dan dukungan yang telah kami berikan kepada mereka yang dievakuasi dari rumah mereka di perbatasan selatan dan utara."
Media Israel melaporkan bahwa saat ini belum jelas apakah Smotrich akan dapat meloloskan anggaran 2025, dan belum jelas pula apakah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tertarik dengan anggaran tersebut atau apakah partai-partai koalisi telah menyetujuinya.
MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan Editor: Diboikot karena Gaza, Penjualan Coca-Cola dan PepsiCo Turun Tajam di Negara-negara Muslim