Pejabat Iran lainnya, termasuk presiden yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian, kementerian luar negeri, Garda Nasional dan misi Iran untuk PBB, juga mengatakan secara terbuka bahwa Iran akan membalas Israel.
Iran dan sekutunya seperti Hamas, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman dan banyak milisi di Irak, membentuk apa yang disebut "poros perlawanan." Para pemimpin kelompok tersebut berada di Teheran untuk pelantikan Pezeshkian pada hari Selasa.
Haniyeh dibunuh sekitar pukul 2 pagi (waktu setempat), setelah menghadiri upacara dan bertemu dengan Khamenei. Pembunuhan itu mengejutkan para pejabat Iran, yang menggambarkannya sebagai tindakan melewati batas merah.
Menurut New York Times, serangan itu adalah pelanggaran keamanan yang memalukan bagi Iran. Negara itu ingin menunjukkan kekuatan tetapi tidak mampu mencegah Israel melakukan operasi rahasia di wilayahnya.
Rasa malu itu diperparah oleh keunggulan Haniyeh, kehadiran sekutu lainnya, dan fakta bahwa ia diserang di wisma tamu Garda Revolusi yang sangat aman pada hari dengan keamanan yang diperketat di ibu kota.
Lebih lanjut dilaporkan dengan mengutip para analis bahwa Teheran memandang pembalasan diperlukan untuk membalas pembunuhan Haniyeh. Pembalasan serangan oleh Iran itu juga sebagai pencegahan terhadap Israel yang membunuh musuh-musuh kuat lainnya, seperti pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, atau Jenderal Ismail Qaani, komandan Pasukan Quds yang mengawasi kelompok-kelompok militan di luar Iran.
"Iran kemungkinan besar percaya bahwa mereka tidak punya pilihan lain selain membalas untuk mencegah serangan Israel lebih lanjut, mempertahankan kedaulatannya, dan menjaga kredibilitasnya di mata mitra regionalnya," kata Ali Vaez, direktur International Crisis Group untuk Iran.
Para analis berspekulasi bahwa Iran mungkin akan membalas secara langsung, mungkin akan kembali meluncurkan ratusan pesawat tak berawak dan rudal ke wilayah Israel seperti pada April lalu. Saat itu serangan mematikan dilakukan untuk membalas penyerangan terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Tindakan lain yang mungkin dilakukan bisa dengan menargetkan warga negara Israel di seluruh dunia, meningkatkan aktivitas nuklir, mengganggu jalur pelayaran, atau menyerang situs diplomatik Israel.
Kendati ada kemungkinan-kemungkinan ini, sebagian besar pengamat sepakat bahwa Teheran tidak mungkin melancarkan perang berskala penuh dengan Israel atau AS. Sebabnya Iran menyadari kemampuan militernya tak sebanding dengan Israel atau AS.
NDTV | AL ARABIYA
Pilihan editor: Hidup dalam Pembangkangan: Ismail Haniyeh Selamanya Jadi Simbol Perlawanan