TEMPO.CO, Jakarta - Dorongan Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB muncul enam bulan setelah perang antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza, dan ketika Israel memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki, yang oleh PBB dianggap ilegal. Sayang, langkah ini terhenti oleh veto Amerika Serikat dalam sidang Dewan Keamanan PBB,
Amerika Serikat memveto rancangan resolusi yang akan direkomendasikan kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara agar "Negara Palestina diterima sebagai anggota" PBB. Inggris dan Swiss abstain, sementara 12 anggota dewan lainnya memberikan suara setuju.
"Amerika Serikat terus mendukung solusi dua negara. Pemungutan suara ini tidak mencerminkan penentangan terhadap kenegaraan Palestina, namun merupakan pengakuan bahwa hal tersebut hanya akan datang dari negosiasi langsung antara kedua belah pihak," ujar Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, kepada dewan.
Berikut reaksi dunia tentang keputusan veto Amerika Serikat:
Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk veto AS dalam sebuah pernyataan yang disebutnya sebagai "tidak adil, tidak etis, dan tidak dapat dibenarkan."
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, yang terkadang emosional, mengatakan kepada dewan setelah pemungutan suara: "Fakta bahwa resolusi ini tidak lolos tidak akan mematahkan tekad kami dan tidak akan mengalahkan tekad kami. Kami tidak akan berhenti dalam upaya kami."
Hamas mengutuk sikap AS dalam sebuah pernyataan dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk "mendukung perjuangan rakyat Palestina dan hak mereka yang sah untuk menentukan nasib mereka."
Israel
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, memuji Amerika Serikat yang telah menggunakan hak veto.
Berbicara kepada 12 anggota dewan yang memberikan suara mendukung rancangan resolusi tersebut, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan: "Sangat menyedihkan karena suara Anda hanya akan semakin menguatkan penolakan Palestina dan membuat perdamaian menjadi hampir mustahil."
Inggris
"Kami percaya bahwa pengakuan kenegaraan Palestina seharusnya tidak datang di awal proses baru, tetapi tidak harus di akhir proses. Kita harus mulai dengan memperbaiki krisis yang ada di Gaza," ujar Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, kepada dewan.
Aljazair
Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, sebelum pemungutan suara mengatakan bahwa menerima Palestina sebagai anggota PBB akan memperkuat dan bukan melemahkan solusi dua negara, dan menambahkan: "Perdamaian akan datang dari keikutsertaan Palestina, bukan dari pengucilannya."