Sejarah Hubungan Indonesia dan Israel
Hubungan Indonesia dengan Israel secara historis tegang dan ditandai dengan kurangnya hubungan diplomatik formal meskipun telah menjalin kerja sama perdagangan rahasia selama beberapa dekade. Sejak 1993, Indonesia telah beberapa kali menjadi tuan rumah bagi otoritas Israel, dan pada tahun mulai mengeluarkan visa bagi wisatawan Israel.
Meskipun demikian, sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia telah mengambil sikap tegas dalam mendukung perjuangan Palestina dan menahan diri untuk secara resmi mengakui Israel sebagai negara berdaulat. Masyarakat Indonesia juga telah mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk mendukung Palestina dan menolak Israel sejak 7 Oktober.
Pada Januari, Jakarta mengajukan kasus melawan Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dan juga mendukung kasus genosida Afrika Selatan di Den Haag.
Beberapa waktu lalu, media Israel, Jewish Insider, menyatakan Indonesia bekerja sama dengan Israel untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Gaza pada akhir 2023. Media tersebut juga mengklaim kerja sama antara Indonesia dan Israel membiarkan pintu terbuka bagi kemungkinan hubungan diplomatik kedua negara yang sebelumnya ditunda.
Merespons hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan Kemlu berkomunikasi dan berkoordinasi “dengan berbagai pihak” dalam proses evakuasi WNI dari Gaza saat itu. Ada sepuluh orang WNI yang menetap di Gaza ketika Israel mulai menyerang wilayah kantong tersebut pada Oktober 2023.
Tujuh dari sepuluh WNI telah berhasil dipulangkan, sementara tiga orang lainnya yang merupakan relawan Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) memutuskan untuk menetap di Gaza. Satu dari tiga orang relawan itu kemudian meminta dievakuasi pada Desember 2023.
THE CRADLE | NABIILA AZZAHRA
Pilihan Editor: Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang