Kelompok Hamas pada Senin, 1 April 2024, menyebut Israel telah melakukan kekejaman selama penggerebekan rumah sakit Al Shifa di Gaza City. Dalam pernyataan tertulis Hamas disebutkan telah ditemukan sejumlah jenazah dalam kondisi tangan terikat dan kemungkinan dikubur dalam keadaan hidup. Ditemukan pula jenazah yang dilindas tank-tank.
Militer Israel sudah menarik diri dari fasilitas kesehatan tersebut pada Senin pagi, 1 April 2024, setelah menduduki komplek rumah sakit itu selama 14 hari. Saksi mata mengatakan pendudukan oleh militer Israel tersebut telah membuat puluhan orang tewas dan kerusakan besar-besaran di rumah sakit tersebut.
Menurut Hamas, Pemerintah Amerika Serikat ikut sepenuhnya bertanggung jawab atas penghancuran yang disengaja dan kekejaman di Jalur Gaza. Hamas pun menyerukan pada Mahkamah Internasional (ICC) serta organisasi internasional lainnya agar memulai prosedur kongkrit penyelidikan atas tindakan kriminal ini dan penghancuran oleh militer Israel di rumah sakit Al Shifa dan sekitarnya.
Pejabat di Palestina menyebut penyerbuan ke rumah sakit yang merawat pasien yang terluka parah itu sebagai kejahatan perang, sementara para pejabat Israel mengatakan bahwa unit-unit pasukan khusus melakukan serangan yang ditargetkan terhadap benteng pertahanan Hamas yang sengaja ditempatkan di antara warga sipil yang rentan.
Ribuan warga Palestina - 6.200 orang menurut militer Israel - telah berlindung di kompleks tersebut, salah satu dari beberapa lokasi di utara Gaza yang memiliki akses listrik dan air. Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media Gaza yang dikelola Hamas, mengatakan bahwa pasukan Israel telah membunuh 400 warga Palestina di dalam dan sekitar rumah sakit termasuk seorang dokter wanita dan putranya yang juga seorang dokter, serta membuat fasilitas tersebut tidak berfungsi.
Hamas dan petugas medis menyangkal adanya pasukan bersenjata di rumah sakit tersebut, namun juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa tempat itu telah diubah menjadi pusat operasi utama oleh kelompok bersenjata Hamas dan Jihad Islam. Hagari mengklaim pasien darurat telah dievakuasi dari rumah sakit sebelum operasi dan mengatakan tidak ada warga sipil Palestina, pasien atau petugas medis yang terluka oleh pasukan Israel.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Netanyahu Berencana Tutup Televisi Al Jazeera di Israel, Apa Alasannya?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini