Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah wawancara yang dipublikasi Washington Post pada Jumat, 29 Maret 2024, mengungkap jika pihaknya tidak mendapat bantuan militer seperti yang dijanjikan Washington karena ada silang pendapat di Kongres Amerika Serikat. Kondisi ini telah membuat pihaknya harus mundur pada sejumlah hal-hal kecil.
“Jika tidak ada dukungan dari Amerika Serikat, itu berartu kami tak punya pertahanan udara, tidak ada rudal patriot, tidak ada jammer untuk peperangan elektronik, tidak ada artileri 155-milimeter. Itu berarti kami akan mengalami kemunduran secara perlahan. Kami sekarang sedang mencoba mencari sejumlah cara agar jangan sampai terjadi kemunduran,” kata Zelensky.
Menurutnya, kekurangan persenjataan berarti langkah yang dilakukan pun sedikit, terutama untuk pasukan Ukraina yang ada di garda depan. Jika pertahanan Ukraina jebol, maka tentara Rusia bisa masuk ke kota-kota besar di Ukraina.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah mendesak anggota DPR dari Partai Republik agar mau membantu militer Ukraina dan mengucurkan paket pendanaan. Namun Ketua DPR Amerika Serikat Mike Johnson masih menunda perkara ini sampai berbulan-bulan dengan alasan ada urusan prioritas dalam negeri. Presiden Zelensky mengatakan pada Johnson via telepon kalau persetujuan darinya sangat penting bagi Ukraina.
Pada akhir bulan lalu, tentara Rusia terlihat di Kota Avdiivka, Ukraina. Itu adalah sebuah ‘pencapaian’, sedangkan garda depan Ukraina sudah mengalami sedikit perubahan dalam beberapa bulan. Presiden Zelensky mengatakan Ukraina sudah menutupi kekurangan rudal dengan memproduksi dalam negeri dan sistem pertahanan udara sendiri, namun itu masih belum cukup.
Perang Ukraina sudah berlangsung selama dua tahun. Rusia telah mengintensifkan serangan pada sektor energi dan infrastruktur lainnya di Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Sedangkan tentara Ukraina tak bisa meningkatkan serangan, meskipun Zelensky sangat ignin menyerang target-target di Rusia seperti kilang-kilang minyak Negeri Beruang Merah itu.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Joe Biden Pahami Sakit Hati Warga Keturunan Arab karena Amerika Serikat Dukung Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini