TEMPO.CO, Jakarta - Program makan siang dan susu gratis yang diluncurkan calon presiden Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka, menjadi pembahasan pakar dan media asing. Program ini akan masuk dalam anggaran pendapatan belanja negara atau APBN 2025.
Dalam artikel berjudul How Will Prabowo Lead Indonesia yang tayang di Foreign Policy, Salil Tripathi seorang penulis yang berdiam di New York, Amerika Serikat, menyoroti program makan gratis Prabowo ini. Dia mengatakan, Prabowo kemungkinan akan mengandalkan langkah-langkah populis untuk meraup dukungan di dalam negeri seperti makan siang gratis di sekolah-sekolah di Indonesia.
"Proyek tersebut dapat menelan biaya sebesar US$ 7,68 miliar pada tahun pertama. Meskipun patut dipuji, rencana makan bersubsidi ini akan membebani anggaran Indonesia, dan mungkin akan memperlebar defisit fiskal negara," ujar Tripathi.
Dia juga mengatakan melebarkan defisit fiskal bisa memicu inflasi. Di sisi lain, Prabowo kemungkinan besar tidak akan didampingi oleh menteri-menteri yang teknokratis di era Joko Widodo. "Bagaimana dia bereaksi terhadap kerusuhan yang tak terhindarkan akan menguji keberaniannya. Jika temperamen masa lalunya dibiarkan begitu saja, hal itu bisa menimbulkan bahaya bagi Indonesia," kata Tripathi.
Dia menyatakan bahwa sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, stabilitas sangat penting dan transisi menuju demokrasi harus dikonsolidasikan. "Agar berhasil, Prabowo harus menjadi pemimpin abad ke-21 yang mampu menjawab aspirasi generasi muda Indonesia. Dia perlu memberikan substansi, bukan hanya kecanggihan teknologi," katanya.
Program makan siang gratis Prabowo juga dibahas Reuters. Media asal London ini membahasnya dalam artikel berjudul Indonesia May Widen Fiscal Deficit to Fund Free School Lunch, Document Shows.
Menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters, untuk mendanai program makan siang gratis di sekolah bernilai miliaran dolar, maka Indonesia mungkin harus memperlebar defisit anggarannya.
"Para analis mengatakan program ini dapat merusak rekam jejak disiplin fiskal Indonesia. Dokumen yang disiapkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut menunjukkan bahwa program tersebut dapat memperlebar defisit anggaran sebesar 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2025 jika diterapkan di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia tersebut," menurut berita yang dilansir dari Reuters, Sabtu, 2 Maret 2024.
Program makan siang dan susu gratis merupakan program unggulan yang diinisiasi Prabowo-Gibran. Program ini ditujukan kepada sekitar 82,9 juta siswa dan santri di seluruh Indonesia. Berdasarkan perhitungan dan perencanaan yang dilakukan oleh Tim Pakar Prabowo-Gibran, diperkirakan program ini akan memerlukan dana sekitar Rp 450 triliun untuk dijalankan secara penuh.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko memperkirakan, untuk tahun pertama, biaya program tersebut akan berada dalam kisaran Rp 100 hingga Rp 120 triliun. Dari total biaya yang dibutuhkan, pemerintah hanya perlu menyediakan sekitar 50 hingga 60 persen melalui APBN.
FOREIGN POLICY | REUTERS | TEMPO
Pilihan editor: Biden Umumkan AS Akan Kirim Bantuan Makanan ke Gaza Lewat Udara