TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian luar negeri Arab Saudi telah mengeluarkan kecaman keras terhadap warga sipil tak bersenjata di Jalur Gaza utara yang menjadi target penembakan massal oleh Israel. Kementerian tersebut menegaskan dalam sebuah pernyataan hari ini bahwa menolak tegas pelanggaran hukum humaniter internasional dari pihak mana pun dan dengan dalih apa pun.
“Kerajaan juga memperbarui tuntutannya kepada komunitas internasional untuk mengambil posisi tegas untuk mewajibkan Israel menghormati hukum kemanusiaan internasional, segera membuka koridor kemanusiaan yang aman, memungkinkan evakuasi korban luka, dan memungkinkan pengiriman bantuan dan peralatan medis,” ujar Kementerian LLuar Negeri.
Pemerintahan Biden ingin melihat Otoritas Palestina yang direformasi memerintah Gaza dan Tepi Barat sebagai langkah menuju negara Palestina.
Amerika Serikat berupaya meredam penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap gagasan tersebut dengan mempertahankan prospek normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Namun pernyataan terbaru Arab Saudi kini bisa meredam harapan tersebut.
Amerika Serikat juga bereaksi keras terhadap serangan Israel kepada warga Palestina itu. Gedung Putih mendesak dilakukannya penyelidikan pada hari Kamis atas serangan mematikan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang menunggu pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
“Kami menilai peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata juru bicara Olivia Dalton dalam konferensi pers, Kamis, 29 Februari 2024.