TEMPO.CO, Jakarta - PM Benjamin Netanyahu menilai Hamas mengeluarkan “tuntutan khayalan” dan kurangnya proposal baru dalam perundingan perdamaian untuk menyelesaikan konflik Gaza, sehingga memerintahkan delegasi Israel menarik diri dari pertemuan di Kairo pada Rabu, 14 Februari 2024.
Media Israel mengatakan delegasi yang dipimpin oleh kepala Mossad David Barnea, bertemu dengan Direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dan pejabat senior intelijen Mesir di Kairo pada hari Selasa.
Mereka membahas kemungkinan gencatan senjata dan pembebasan sisa sandera Israel yang ditangkap dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, namun gagal mencapai kesepakatan.
"Israel tidak menerima proposal baru dari Hamas di Kairo mengenai pembebasan sandera kami," kata Kantor PM Israel.
PM Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan menyerah pada tuntutan khayalan Hamas. Perubahan posisi Hamas akan memungkinkan kemajuan negosiasi, kata Netanyahu di akun X.
Tim Israel, termasuk Direktur Shin Bet Ronan Bar dan petinggi militer Israel IDF Nitzan Alon, bertemu dengan delegasi Palestina pada hari Rabu.
Apa yang dimaksud Netanyahu dengan tuntutan khayalan Hamas? Sejak awal, sebenarnya Hamas sudah mengungapkan sejumlah tuntutan untuk pembebasan sandera.
Tuntutan itu adalah Hamas mendesak gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan pembebasan sekitar 1.500 tahanan Palestina, sebagai imbalan atas sisa sandera yang ditahan sejak 7 Oktober.
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada AFP bahwa “gencatan senjata total dan mundurnya tentara pendudukan Israel dari Jalur Gaza adalah prasyarat untuk setiap negosiasi serius” mengenai pertukaran sandera-tahanan.
Menyusul penarikan diri Israel dari perundingan tersebut, delegasi Hamas kemungkinan bertemu dengan pejabat Mesir dan Qatar di Kairo pada hari Kamis untuk membahas langkah selanjutnya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengesampingkan pengiriman delegasi Israel untuk melakukan perundingan penyanderaan lebih lanjut di Kairo, tanpa berkonsultasi dengan forum pengambilan keputusan utama dalam perang tersebut.
Keputusan Netanyahu tersebut memicu kemarahan di kalangan perwakilan keluarga sandera, dan dilaporkan membuat marah anggota kabinet perang Benny Gantz dan Gadi Eisenkot dari partai Persatuan Nasional, yang bertemu pada Rabu malam untuk membahas tanggapan mereka setelah tidak dilibatkan dalam beberapa keputusan penting baru-baru ini.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa tidak ada kemajuan yang dapat dicapai dalam negosiasi penyanderaan sampai Hamas menarik tuntutan “hayalan” mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Forum Sandera dan Keluarga Hilang – mewakili anggota keluarga dari sebagian besar sandera yang tersisa di Gaza – mengatakan mereka “terkejut” dengan keputusan “menggagalkan” pembicaraan yang sedang berlangsung, menambahkan bahwa “tampaknya beberapa anggota kabinet memutuskan untuk mengorbankan nyawa para sandera tanpa mengakuinya.”
Keputusan ini akan menandai “hukuman mati” bagi para sandera yang masih ditahan, katanya.
REUTERS | TIMES OF ISRAEL | STRATNEWS GLOBAL
Pilihan Editor PM Singapura Telepon Prabowo Beri Ucapan Selamat di Pilpres 2024