TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia terkejut dengan kurangnya pertanyaan tajam dari jurnalis televisi Amerika Serikat sayap kanan Tucker Carlson dalam sebuah wawancara yang terbit pekan lalu.
Ia mengaku kurang puas dengan wawancara tersebut, kepada jurnalis Rusia Pavel Zarubin dalam wawancara terpisah pada Rabu, 14 Februari 2024.
Carlson, mantan komentator politik Fox News, merilis wawancara dua jam dengan Putin pada Kamis, 8 Februari lalu yang menjadi berita utama di seluruh dunia. Ia mewawancara Putin di Moskow, Rusia pada 6 Februari 2024.
Putin mengatakan kepada Zarubin bahwa dia berterima kasih atas wawancara dengan Carlson. Namun. ia mengharapkan jurnalis AS itu berperilaku lebih agresif, yang akan memberinya hak untuk menjawab dengan tegas.
“Sejujurnya, saya pikir dia akan berperilaku agresif dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam. Saya bukan hanya siap untuk ini, saya bahkan menginginkannya, karena ini akan memberi saya kesempatan untuk merespons dengan cara yang sama,” kata Putin.
Putin memberikan Carlson ceramah setengah jam tentang sejarah, dimulai dari hubungan awal Rusia-Ukraina, setelah sebelumnya mengatakan, “Jika Anda tidak keberatan, saya hanya akan meluangkan waktu 30 detik atau satu menit untuk memberi Anda latar belakang sejarah singkat.”
Pemimpin Rusia itu memberi tahu Zarubin bahwa dia terkejut Carlson tidak banyak menginterupsi omongannya. “Sejujurnya, saya tidak mendapatkan kepuasan penuh dari wawancara ini,” kata Putin.
Wawancara dengan Tucker Carlson merupakan wawancara pertama Putin dengan jurnalis AS sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Kremlin mengatakan Putin menyetujui wawancara Carlson karena pendekatan yang dilakukan pendiri Tucker Carlson Network itu berbeda dengan pemberitaan “sepihak” mengenai konflik Ukraina yang dilakukan banyak media Barat.
Carlson dikritik oleh beberapa media Barat karena kurang melayangkan pertanyaan sulit dalam wawancara. CNN, media tempat Carlson berkarier pada 2000 – 2005, menilai Putin mendapat kemenangan propaganda setelah wawancara softball (mudah dijawab) oleh Carlson.
“Carlson memberikan Putin sebuah platform untuk menyebarkan propagandanya ke khalayak global tanpa pengawasan terhadap klaimnya,” tulis CNN.
Pilihan Editor: Putin Pilih Biden daripada Trump Sebagai Presiden AS, Ini Alasannya
REUTERS | CNN