Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Kenapa Kemerdekaan Palestina Sulit Didapat

Reporter

image-gnews
Pendemo membawa bendera Palestina saat mengikuti aksi protes untuk menandai 100 hari sejak dimulainya konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas  di London, Inggris, 13 Januari 2024. Massa mendesak terjadinya
Pendemo membawa bendera Palestina saat mengikuti aksi protes untuk menandai 100 hari sejak dimulainya konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di London, Inggris, 13 Januari 2024. Massa mendesak terjadinya "Gencatan Senjata Sekarang atau penghentian Perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.000 jiwa. REUTERS/Toby Melville
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kemerdekaan Palestina sampai berita ini dituliskan, masih menjadi isu global yang kompleks. Meski banyak upaya dan aspirasi agar Palestina meraih kedaulatan, namun nyatanya masih sulit mewujudkan kemerdekaan bagi Palestina. Padahal Palestina pernah mendeklarasikan kemerdekaan pada 15 November 1988.

Website Kementerian Luar Negeri RI menuliskan Palestina adalah satu-satunya negara peserta Konferensi Asia-Afrika 1955 yang belum merdeka. Secara bilateral, Palestina juga terus berupaya mendapatkan pengakuan dari berbagai negara. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa alasan kenapa kemerdekaan Palestina masih sulit didapat. 


Lemahnya Sistem Politik Palestina

Melansir Middle East Institute, lemahnya sistem politik Palestina menjadi salah satu penghambat mengapa negara di Asia Barat ini sulit merdeka. Perpecahan fisik dan politik menyebabkan kurangnya kesiapan alestina untuk menjadi negara yang independen. 

Sejak 2007, Jalur Gaza telah diperintah oleh Hamas. Namun Tepi Barat diperintah oleh Otoritas Palestina. Hal ini menjadi masalah lantaran kedua entitas politik ini bersaing secara langsung dan menghabiskan banyak energi saling mengkritik satu sama lain, bukannya bersama-sama berupaya mencapai timbal balik dan pembangunan politik. Sementara itu, bagian ketiga dari wilayah Palestina yakni Yerusalem Timur, sudah dianeksasi sepenuhnya oleh Israel. 


Kependudukan Israel

Pendudukan Israel juga masih menjadi hambatan utama memperoleh kemerdekaan Palestina. Konflik berkepanjangan dengan Israel menjadi faktor utama yang menyulitkan perolehan kemerdekaan Palestina. Sejak pembentukan negara Israel pada 1948, terjadi konflik wilayah yang terus memanas, menciptakan ketidakstabilan dan mempersulit upaya menuju kemerdekaan.


Terganjal Pengakuan Negara Lain

Menurut data World Population Review, hingga berita ini ditulis, ada 139 negara yang resmi memberikan pengakuan bilateral terhadap Palestina sebagai negara. Pengakuan ini diberikan setelah Dewan Nasional Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya pada 15 November 1988 di al-Jazair. Di sisi lain, sebanyak 55 negara tidak mengakui Palestina sebagai negara.

Amerika, Perancis dan Inggris, yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya demokrasi, masih belum mengakui negara Palestina. Mereka juga menutup mata terhadap kebijakan ilegal Israel. Ketiga negara ini bahkan menyatakan tidak akan mengakui Palestina sebagai negara sampai konflik dengan Israel diselesaikan secara damai.


Tidak Memanfaatkan Momentum

Dalam Journal UIN Jakarta, era Mandat Inggris disebut sebagai akar kegagalan Palestina mendirikan negara merdeka. Saat Inggris angkat kaki dari Palestina pada 1948, rakyat Palestina tidak buru-buru memanfaatkan momentum tersebut sehingga pihak Yahudi mengambil kesempatan itu dengan mendirikan Israel.


Negara Tetangga Mementingkan Hasrat Politik

Alasan kenapa Palestina sulit mendapat kemerdekaan selanjutnya adalah karena campur tangan negara-negara Arab yang bertetangga yang memecah Palestina demi kepentingannya. Negara-negara anggota Liga Arab dan tentaranya ternyata lebih mementingkan hasrat politik dan keinginan menguasai daerah Palestina untuk kepentingan negaranya masing masing. 

Pada akhirnya, wilayah Palestina semakin berkurang. Sementara sisa wilayah Palestina yang tidak direbut oleh Israel dicaplok oleh negara Arab yang membantunya, yaitu Mesir dan Yordania.


Tidak Adanya Kesepakatan Bersama

Dunia internasional terus mendorong solusi damai antara Palestina dan Israel berdasarkan prinsip “solusi dua negara”, sebagaimana diterima oleh masyarakat internasional dan diamanatkan dalam berbagai resolusi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB. Namun berbagai tantangan semakin menghalangi perjalanan proses perdamaian antara keduanya.

Mengutip Reuters, solusi dua negara adalah landasan proses perdamaian yang didukung AS yang diwujudkan dalam Perjanjian Oslo tahun 1993, yang ditandatangani oleh Yasser Arafat dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perjanjian tersebut membuat PLO mengakui hak Israel untuk hidup dan menolak kekerasan serta mengakui pembentukan Otoritas Palestina (PA), yang memiliki otonomi terbatas di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Palestina berharap ini akan menjadi langkah menuju negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Akan tetapi dalam prosesnya sering dilanda penolakan dan kekerasan di kedua sisi.

Keterlibatan Pihak Ketiga

Peran dan dukungan pihak ketiga juga memainkan peran krusial dalam sulitnya Palestina meraih kemerdekaan. Keterlibatan besar-besaran Amerika Serikat sebagai sekutu Israel dan intervensi kebijakan luar negeri di kawasan tersebut telah menjadi kendala signifikan.

Amerika Serikat yang dikenal aktif menyuarakan proses perdamaian Palestina-Israel pada masa kepemimpinan Donald Trump, secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017. Amerika Serikat bahkan memindahkan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018. 


Situasi Sulit Bangsa Palestina

Mengutip IEMed.org, Palestina masih menghadapi situasi sulit di tingkat lokal, regional, dan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga dianggap sulit untuk merdeka. Posisi militer, ekonomi, dan internasional Israel masih jauh lebih tinggi dibanding Palestina. Sebaliknya, rakyat Palestina berada pada titik terendah dalam hal kekuatan politik, karena perpecahan internal, krisis kepemimpinan, dan tidak adanya proyek nasional yang jelas. 

RIZKI DEWI AYU 

Pilihan editor: Analis Gordon LaForge Sebut Ada Kandidat Calon Presiden yang Bisa Ancam Demokrasi Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Sumber: journal.uinjkt.ac.id  | tempo.co | kemlu.go.id | aa.com.tr | iemed.org |en.tempo.co | reuters.com | mei-edu.translate.goog

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

1 jam lalu

Para hakim dan delegasi duduk di ruang sidang saat Nikaragua akan meminta Mahkamah Internasional pada hari Senin untuk memerintahkan Berlin menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan membatalkan keputusannya untuk menghentikan pendanaan badan pengungsi Palestina PBB UNRWA, di Den Haag, Belanda, 8 April 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.


Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

11 jam lalu

Pesawat siluman pengebom B-21 Raider Amerika Serikat yang dapat dipersenjatai dengan senjata nuklir, lepas landas untuk pertama kali di lokasi Northrop Grumman di Pabrik Angkatan Udara 42, di Palmdale, California, AS, 10 November 2023. REUTERS/David Swanson
Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional


Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

13 jam lalu

Dua anak perempuan menangis setelah serangan udara Israel terhadap rumah-rumah di Rafah di selatan Jalur Gaza 12 Desember 2023. Setidaknya dua ibu terbunuh setiap 60 menit, sementara tujuh perempuan terbunuh setiap dua jam di daerah kantong yang terkepung tersebut, kata para dokter di wilayah tersebut kepada organisasi tersebut. REUTERS/Fadi Shana
Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.


Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

15 jam lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan ke Gaza menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina


Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

16 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

17 jam lalu

Seorang imam salat memberikan khotbah di depan perkemahan mahasiswa di Sproul Hall di kampus Universitas California Berkeley di Berkeley, California, AS, 26 April 2024. Para pengunjuk rasa mahasiswa Pro-Palestina menyatakan pendudukan perkemahan akan berlanjut sampai sekolah memenuhi tuntutan mereka dengan melakukan divestasi di Israel. EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.


Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

21 jam lalu

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)
Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.


Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

22 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?


Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

23 jam lalu

Kamera milik jurnalis Reuters Issam Abdallah yang terbunuh pada tanggal 13 Oktober oleh investigasi Reuters yang ditemukan sebagai awak tank Israel, ditampilkan dalam konferensi pers oleh Amnesty International dan Human Rights Watch saat mereka merilis temuan dari penyelidikan mereka terhadap serangan tersebut. serangan mematikan 13 Oktober oleh Israel di Lebanon selatan, di Beirut, Lebanon, 7 Desember 2023. REUTERS/Emilie Madi
Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.


Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Seorang pejabat meluncur ke bawah tali saat penggerebekan helikopter terhadap kapal MSC Aries di laut dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial yang dirilis pada 13 April 2024. Video diperoleh Reuters/via REUTERS
Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.