TEMPO.CO, Jakarta - Irak pada Sabtu 3 Februari 2024 mengutuk serangan balasan Amerika Serikat terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya. Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani melalui juru bicaranya mengatakan bahwa serangan itu sebagai “pelanggaran kedaulatan Irak,” dan memperingatkan “konsekuensi bencana” bagi Irak dan negara sekitarnya.
“Serangan pada Jumat malam di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah pelanggaran kedaulatan Irak dan akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan,” Jenderal Yehia Rasool, juru bicara Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Militer Amerika Serikat pada Jumat malam melakukan serangan pertama yang menurut para pejabat AS akan menjadi respons “bertingkat” terhadap serangan Pasukan Quds Iran dan milisi yang didukungnya di Suriah dan Irak, kata pejabat pertahanan AS.
Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan pasukannya melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Korps Quds Garda Revolusi Islam (IRGC-QF) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi.
“Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi,” kata Letnan Jenderal Douglas Sims, direktur Kepala Staf Gabungan (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.
Serangan terbaru yang dilakukan oleh milisi yang berbasis di Irak dan Suriah menewaskan tiga tentara Amerika dan melukai puluhan lainnya setelah pesawat tak berawak Shahed menyerang pangkalan AS di Yordania akhir pekan lalu.
Belum jelas seberapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat serangan AS di Suriah dan Irak pada Jumat atau apakah ada militan yang didukung Iran yang terbunuh.
Beberapa milisi telah menjadi ancaman bagi pangkalan-pangkalan AS selama bertahun-tahun. Namun, kelompok-kelompok tersebut meningkatkan serangan mereka setelah serangan Israel ke Gaza menyusul serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap Israel.
Serangan yang menjurus ke genosida tersebut telah menyebabkan kematian puluhan ribu warga sipil Palestina di Gaza dan kini menyebar ke empat negara lainnya.
Kelompok milisi yang didukung Iran di seluruh kawasan telah menggunakan konflik ini untuk membenarkan serangan terhadap kepentingan Israel atau AS. Termasuk milisi Houthi Yaman yang mengancam kapal komersial sipil dan kapal perang AS dengan drone atau rudal hampir setiap hari di Laut Merah.
Pilihan Editor: AS Serang Suriah dan Irak, Balas Kematian Tiga Prajurit di Yordania
ARAB NEWS | AL ARABIYA