TEMPO.CO, Jakarta - Penyerangan terhadap rumah sakit melanggar hukum internasional, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Rabu. Hal ini setelah militer Israel menyerbu sebuah rumah sakit di wilayah pendudukan Tepi Barat dan menewaskan tiga warga Palestina, salah satunya dalam kondisi koma dan lumpuh.
“Rumah sakit harus dilindungi dengan cara apa pun dan pelanggaran terhadap rumah sakit merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional", katanya.
“Kami juga menentang semua jenis pembunuhan di luar proses hukum,” kata Dujarric kepada awak media.
Dia menekankan bahwa rumah sakit telah digunakan sebagai “titik konflik.”
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah pasukan keamanan Israel menyerbu sebuah rumah sakit di Kota Jenin, Tepi Barat.
Dalam unggahan video yang viral di X, tentara Israel terlihat menodongkan senjata dan meneror staf dan juga pasien di rumah sakit tersebut. Seorang tentara berpakaian hitam terlihat memaksa seorang warga Palestina untuk berlutut sambil mengangkat tangan.
Anggota tentara Israel menyamar sebagai warga sipil menargetkan tiga pemuda yang sedang dirawat di rumah sakit itu.
Tiga tentara Israel berpakaian perawat (berseragam biru) dan dokter (berjaket putih), sedangkan tentara lainnya berpakaian perempuan.
Menurut pernyataan itu, total 10 tentara yang menyamar sebagai warga sipil Palestina menyerbu Rumah Sakit Ibnu Sina dan menembak mati para pemuda tersebut dengan senjata yang dilengkapi peredam suara di sebuah kamar di lantai tiga.
Seorang tentara mendorong pasien yang menggunakan kursi roda untuk mendapatkan akses ke lantai tiga rumah sakit, sementara tentara lainnya membawa tas bayi berisi senjata.
Saat mereka mendekati kamar pasien Basel Ayman Al-Ghazawi, yang menderita luka serius sejak Oktober 2023, tentara Israel tiba-tiba mengeluarkan senjata dan menembaknya dari jarak dekat. Pada saat yang sama, mereka mengeksekusi saudaranya Muhammad, yang merawatnya, dan teman mereka Muhammad Walid Jalamna.
Pasukan khusus Israel kemudian meninggalkan fasilitas medis.
Berbagai kelompok Palestina di Kota Jenin menyerukan aksi mogok massal guna memprotes pembunuhan terhadap warga Palestina.
Situasi di Tepi Barat semakin memanas sejak perang antara kelompok Palestina dan Israel di Gaza meletus pada 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 380 warga Palestina dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat dan 4.000 orang lebih terluka.
Pilihan Editor: Tentara Israel Menyamar Jadi Dokter Saat Gerebek Rumah Sakit Terekam CCTV
ANTARA