TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Bantuan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths meminta negara-negara mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk menghentikan dana ke badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Menurutnya, penangguhan dana akan mengakibatkan runtuhnya sistem kemanusiaan di Gaza.
Griffiths dan rekan-rekannya di forum koordinasi PBB Inter-Agency Standing Committee (IASC) menyampaikan permohonan mereka agar keputusan ini dipertimbangkan kembali melalui pernyataan tertanggal Selasa, 30 Januari 2024.
“Keputusan berbagai negara anggota untuk menghentikan sementara dana UNRWA akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat Gaza,” kata mereka. “Tidak ada entitas lain yang mampu memberikan bantuan dalam skala dan luas yang sangat dibutuhkan oleh 2,2 juta orang di Gaza.”
Lebih dari selusin negara donor menarik pendanaannya setelah Israel menuduh 12 orang dari 13 ribu staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.139 orang dan menyandera ratusan lainnya tersebut.
Sejauh ini, setidaknya sembilan negara telah menyetop pendanaan mereka, termasuk Amerika Serikat, Jerman dan Kanada.
Sekretaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB (OIOS), otoritas investigasi tertinggi dalam sistem PBB, telah menyelidiki masalah tersebut.
“Penarikan dana dari UNRWA sangatlah berbahaya dan akan mengakibatkan runtuhnya sistem kemanusiaan di Gaza, yang mempunyai konsekuensi kemanusiaan dan hak asasi manusia yang luas di wilayah pendudukan Palestina dan di seluruh kawasan,” demikian pernyataan IASC. “Dunia tidak bisa meninggalkan rakyat Gaza.”
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Griffiths selaku Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (UN OCHA), Ketua International Council for Voluntary Agencies (ICVA) Jane Backhurst, Direktur Eksekutif ICVA Jamie Munn, dan Direktur Jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Amy E. Pope.
Penangguhan dana ke UNRWA terjadi di tengah serangan Israel yang masih berlangsung di Gaza selama hampir empat bulan sejak 7 Oktober 2023. Israel sejak itu telah menewaskan 26.751 orang dan menyebabkan 65.636 lainnya luka-luka di Gaza.
Pilihan Editor: Rusia Desak Penyelidikan atas Tuduhan terhadap Staf UNRWA Sebelum Penghentian Dana
ANADOLU