Hamas menolak proposal gencatan senjata selama dua bulan yang diajukan oleh Israel. Gencatan senjata itu, awalnya juga untuk pertukaran tahanan Palestina dengan sandera warga negara Israel di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Dalam kesepakatan itu, Israel juga menawarkan pertukaran tahanan warga negara Palestina yang ditahan oleh Israel dan mengizinkan pejabat tinggi Hamas di Gaza keluar dari Jalur Gaza. Menurut sumber di Pemerintah Israel, Hamas menolak membebaskan lebih banyak sandera warga negara Israel hingga Negeri Bintang Daud itu mau mengakhiri perang di Jalur Gaza dan menarik semua tentaranya.
Mesir dan Qatar telah berusaha memediasi pembicaraan antara Hamas dan Israel. Kedua negara itu sedang berupaya mengembangkan sebuah proposal multi-level untuk menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak (Hamas dan Israel). Tel Aviv menolak berdiskusi jika itu menyangkut sebuah komitmen untuk menghentikan perang di Gaza, di mana itu adalah tuntutan Hamas.
Media di Israel Channel 13 melaporkan Israel kemungkinan menyorongkan sebuah kesepakatan yang terdiri dari tiga atau empat lapis tahapan, di mana setiap lapis tahapan melibatkan pembebasan tahanan termasuk tahanan warga Palestina yang dijatuhi hukuman berat. Israel juga menawarkan gencatan senjata yang cukup panjang, namun tak mau berkomitmen untuk menghentikan perang di Jalur Gaza.
Sebelumnya pada Selasa, 23 Januari 2024, Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) memperingatkan Jalur Gaza akan kehabisan berdarah sampai mati karena akses kemanusiaan ke wilayah itu ditutup (oleh Israel). Penolakan akses kemanusiaan masuk Gaza berulang kali sama dengan menghalang-halangi operasi penyelamantan jiwa.
Israel telah melancarkan serangan mematikan ke Jalur Gaza sejak terjadi serangan lintas-perbatasan oleh Hamas, yang diklaim Tel Aviv menewaskan 1.200 orang. Akan tetapi, surat kabar Haaretz mewartakan sejumlah helikopter dan tank-tank militer Israel sendiri yang faktanya membunuh sekitar 1.139 tentara dan warga sipil yang kemudian diklaim Israel dibunuh oleh Hamas.
Otoritas kesehatan Palestina menyebut setidaknya 25.490 warga Palestina terbunuh, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak. Sebanyak 63.354 orang mengalami luka-luka.
Menurut PBB, serangan Israel telah membuat 85 persen populasi Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan bahan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sekitar 60 persen infrastruktur di Gaza rusak atau benar-benar remuk.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Guru di Amerika Serikat Terancam Penjara Seumur Hidup karena Berhubungan Seksual dengan Murid
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini