TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pasangan muda di Gaza memutuskan untuk tetap melanjutkan pernikahan mereka di tengah reruntuhan puing bangunan, hidup di kamp pengungsian dan perang yang masih berkecamuk. Di antara pasangan yang tetap melangsungkan pernikahan adalah Muhammad Medhat Abdel-Al yang menikahi sepupunya Yasmine.
Medhat Abdel-Al dan Yasmine telah menjadi pasangan sejoli terkenal karena nekat merayakan pernikahan mereka di dalam sebuah gedung sekolah di Kota Rafah yang menjadi tempat berlindung ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal. Rafah terletak di selatan Jalur Gaza. Foto-foto dan rekaman kedua mempelai merayakan pernikahan viral di media sosial.
Medhat Abdel-Al terpisah dari keluarganya di Gaza tengah. Dia menceritakan rumahnya remuk di bom tentara Israel pada awal perang berkecamuk. Kondisi ini memaksanya untuk melarikan diri ke rumah sakit al-Shifa yang diyakini akan menjadi tempat aman, tetapi rumah sakit itu malah menjadi target militer Israel. Keluarganya lalu berlindung ke tenda penampungan di sekolah Deir Yassin di selatan Gaza.
Medhat Abdel-Al menceritakan sebelum perang meletus, dia dan tunangannya sudah berencana menjalankan sama-sama umrah sebelum melangsungkan pernikahan. Namun mimpi mereka hancur seiring dengan remuknya rumah mereka.
“Kami lantas memutuskan untuk menikah di sekolah ini karena kami tak punya rumah dan kami tak tahu kapan bisa kembali ke wilayah tempat dulu kami tinggal,” kata Medhat Abdel-Al.
Selain Medhat Abdel-Al, Muhammad al-Ghandour juga memutuskan untuk menikah di sebuah kamp pengungsian di Kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Al-Ghandour dan pasangannya, Shahad, mengikat janji suci pernikahan dengan disaksikan sanak-saudara mereka dan teman-teman serta warga yang tinggal di kamp tersebut karena tempat tinggal mereka musnah.
Al-Ghandour dan Shahad, yang berpakaian putih serta wajah ditutup kerudung transparan, berjalan ke sebuah tenda yang didekorasi lampu warna-warni. Tenda itu akan menjadi rumah sementara masa depan pasangan pengantin baru Al-Ghandour dan Shahad karena rumah kedua mempelai sebelumnya hancur di bom Israel.
“Segala yang kami miliki sudah musnah, pakaian – semuanya hilang. Semoga Allah memberi gantinya,” kata Al-Ghandour.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Pak RT dan Pak RW Kampung Sejoli Diarak Bugil Berganti, lalu...
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini