TEMPO.CO, Jakarta - Partai Buruh sayap kiri Israel pada Rabu, 17 Januari 2024, mengumumkan rencana mengajukan proposal mosi tidak percaya ke Knesset atau parlemen Israel melawan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Renana ini muncul karena Netanyahu dianggap gagal membebasan sandera yang ditahan di Gaza. Menurut keterangan partai buruh, pengajuan mosi akan dilakukan dua hari ke depan.
“Anak-anak lelaki dan perempuan kami telah disandera oleh Hamas selama 103 hari. 103 hari Negara Israel terpecah antara Israel dan Gaza. Dan pemerintah tidak peduli sama sekali,” kata Partai Havoda di media sosial X.
Partai Buruh mengatakan tidak punya kepercayaan pada pemerintah Netanyahu yang dianggap tidak maksimal dalam upaya memulangkan sandera, dan hanya peduli terhadap “kepentingan korupnya”.
Sebelumnya, media Israel Channel 13 mewartakan Perdana Menteri Netanyahu menolak langkah negosiasi dengan kelompok Hamas untuk membebaskan warga Israel yang masih disandera. Pemerintah Israel sedang menyiapkan proposal perundingan baru sebelum ditolak oleh Netanyahu.
Laporan Channel 13 mengatakan menteri kabinet perang Benny Gantz dan pengamat Gadi Eisenkot tidak diberitahu atau diajak berunding mengenai perubahan tersebut. Beberapa menteri dikabarkan mengonfrontasi Netanyahu dengan marah mengenai masalah tersebut.
Dipimpin oleh mantan Menteri Transportasi Merav Michaeli, Partai Buruh memiliki empat kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang. Pencabutan kepercayaan memerlukan setidaknya 61 anggota parlemen untuk memberikan suara mendukung proposal tersebut. Pemerintahan yang dipimpin oleh Netanyahu memiliki mayoritas 64 kursi, sehingga sulit untuk menyetujui proposal tersebut.
Hamas diyakini masih menahan hampir setengah dari 240 sandera yang mereka culik pada serangan lintas batas 7 Oktober. Sekitar 105 sandera dibebaskan menyusul perjanjian yang ditengahi Qatar antara Israel dan Hamas pada November 2023.
ANADOLU
Pilihan editor: Warga Komoro Unjuk Rasa Presiden Assoumani Terpilih Keempat Kalinya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini