TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin dalam forum ‘Small Motherland – the Strength of Russia’ pada Selasa, 16 Januari 2024, menyebut serangan balasan Ukraina yang dulu dipuji, sekarang gagal total dan Ukraina bisa segera mengalami pukulan yang tidak bisa diperbaiki. Putin mengaku tahu kalau kepala tim negosiasi Ukraina baru-baru ini mengakui kalau Kyev berada dalam posisi siap membuat kesepakatan dengan Moskow. Akan tetapi, setelah sebuah kunjungan kerja Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (ketika itu) otoritas Ukraina diyakinkan untuk berhenti mengejar kesepakatan dengan Rusia dan melanjutkan pertempuran.
“Apakah mereka bodoh?,” tanya Putin.
Menurutnya, jika saja Ukraina mau mengabaikan ucapan Johnson, maka pertempuran tidak akan berlangsung sampai sekarang. Sikap Ukraina itu, bagi Putin, memperlihatkan kalau negara itu tidak punya pendirian.
Putin pun menduga serangan terbaru Kyev ke warga sipil Rusia adalah sebuah upaya untuk mengalihkan perhatian rakyatnya sendiri dan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina dari kegagalan total untuk apa yang mereka sebut serangan balasan. Dalam hal ini, serangan balasan yang dimaksud Ukraina adalah mendorong kembali tentara Rusia ke perbatasan Ukraina yang disepakati pada 1991.
Menurut Putin, serangan balasan Kyev tidak hanya gagal total namun semua inisiatif di medan tempur berakhir dengan kemenangan oleh militer Rusia.
“Jika hal-hal seperti ini terus terjadi, maka Ukraina bisa menjadi sebuah negara hancur yang tidak bisa diperbaiki lagi,” kata Putin, yang berpendapat kepemimpinan Kyev sepenuhnya bertanggung jawab atas situasi yang terjadi saat ini, yang secara langsung menerima konsekuensi atas kebijakan-kebijakan mereka dan keputusan yang diambil.
Ucapan Putin itu disampaikan setelah negara-negara Barat yang mendukung Kyev dilaporkan semakin waswas karena sulitnya mengalahkan militer Rusia. Mereka pun telah mendorong Ukraina agar mencari sebuah solusi diplomatik. Rusia memperkirakan, sekitar 400 ribu tentara Ukraina gugur atau mengalami luka-luka dalam perang tersebut. Dari jumlah tersebut, sekitar 125 ribu gugur atau luka-luka dalam serangan balasan Kyev sekitar awal Juni dan akhir November 2023.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Le Le, Gian Panda di River Wonders Singapura Dikembalikan ke Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini