TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat kembali menyerang militan Houthi pada Selasa, 16 Januari 2024. AS menyerang rudal balistik anti-kapal di wilayah yang dikuasai Houthi.
Gedung Putih mengatakan serangan tambahan kemarin berhasil menghancurkan rudal balistik yang siap diluncurkan Houthi. Sebelumnya Reuters, mengutip para pejabat AS, melaporkan bahwa serangan baru diluncurkan terhadap empat rudal anti-kapal.
"Kami tidak ingin memperluas masalah ini. Houthi punya pilihan yang harus diambil dan mereka masih punya waktu untuk membuat pilihan yang tepat, yaitu menghentikan serangan sembrono ini," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby.
Prancis memilih untuk tidak ikut melakukan serangan ke militan Houthi Yaman karena ingin menghindari eskalasi regional, kata Presiden Emmanuel Macron. Prancis memiliki pendekatan “defensif” di Laut Merah dan akan tetap berpegang pada pendirian ini, kata Macron.
Serangan Houthi di Laut Merah dikhawatirkan akan mendorong kenaikan harga barang-barang konsumen di Eropa, menurut seorang eksekutif dari operator pelabuhan dan pengangkutan DP World.
Houthi menyatakan serangan terhadap kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah sejak November 2023 adalah bentuk dukungan terhadap warga Palestina. Militan Houthi mengancam akan memperluas serangannya hingga mencakup kapal-kapal AS sebagai tanggapan atas serangan Amerika dan Inggris terhadap lokasi mereka di Yaman.
Dalam upaya untuk memotong pendanaan dan pasokan senjata mereka, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berencana memasukkan kembali pemberontak Houthi ke dalam daftar organisasi teroris AS. Pada 2021, pemerintahan Biden telah menghapus Houthi dari dua daftar yang menetapkan mereka sebagai teroris.
REUTERS
Pilihan editor: Presiden Perempuan Pertama Liberia, Berikut Perjalanan Ellen Johnson Sirleaf