TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis menilai setiap negosiasi perdamaian untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kyev, harus melibatkan Rusia. Ucapan itu disampaikan setelah Pemerintah Ukraina secara konsisten berusaha melibatkan pihak lain, selain Rusia.
“Bagaimana pun caranya, Rusia itu tetap harus dilibatkan. Mustahil tercipta perdamaian tanpa keterlibatan Rusia,” kata Cassis, yang menekankan pentingnya untuk segera mengakhiri perang karena nyawa hilang setiap hari.
Pada November 2022, Ukraina menyorongkan proposal atau yang dikenal formula perdamaian Zelensky yang menuntut Kyev diberikan kendali atas wilayah-wilayah perbatasan sesuai kondisi pada 2014. Bukan hanya itu, Ukraina pun menyerukan agar pucuk pimpinan di Rusia dituntut.
Ukraina berkeras sebelum negosiasi damai dilakukan, militer Rusia harus sudah ditarik dari teritorial yang diklaim milik Ukraina. Total ada sekitar 10 poin yang disorongkan Ukraian selain menyangkut area-area itu, juga menyinggung perihal ketahanan pangan dan keamanan energi.
Moskow sebelumnya sudah menyebut kalau proposal yang diajukan Ukraina itu jauh dari kenyataan. Moskow secara konsisten menyatakan kesiapan melakukan pembicaraan damai dan perlunya mempertimbangkan situasi di lapangan.
Pada musim gugur 2022, empat wilayah Ukraina, termasuk Republik Donbass secara resmi bergabung menjadi bagian dari Rusia lewat referendum. Semenanjung Krimea, yang diklaim Ukraina, telah menjadi bagian dari Rusia sejak 2014. Ketika itu, warga Krimea memberikan hak suara lewat referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Cassis menggaris bawahi pentingnya peran negara-negara BRICS, khususnya Cina dalam proses perdamaian di masa depan. Baginya, partisipasi aliansi BRICS penting karena negara-negara anggota BRICS semuanya punya hubungan dengan Rusia. Cina dalam hal ini punya sebuah peran yang signifikan. Cassis pun menyerukan agar digelar rapat untuk mengeksplorasi kerja sama dengan Cina perihal ini.
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 4 November 2023, kembali memastikan pihaknya tidak punya niat untuk berbicara dengan Rusia. Zelensky juga membantah pemberitaan media baru-baru ini yang menyebut kalau negara-negara Barat yang mendukung Kyev meminta agar negara itu mau bernegosiasi (dengan Rusia).
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Wikipedia Versi Rusia Diluncurkan, Konflik Arab-Israel Paling Banyak Dibaca Selama Uji Coba
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini