TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk serangan udara AS di Yaman, dan mengatakan bahwa serangan tersebut mengungkapkan apa yang ia sebut sebagai sifat agresif Amerika Serikat, kantor berita Iran IRNA melaporkan pada hari Minggu.
Mendukung warga Palestina yang tidak berdaya adalah sikap prinsip Iran, Raisi menambahkan dalam panggilan telepon dengan ketua Dewan Politik Tertinggi Houthi Yaman, Mahdi al-Mashat.
Mengacu pada serangan AS, Raisi mengatakan tindakan seperti itu “ditolak dan dikutuk oleh negara-negara yang mencari kebebasan”.
Mashat mengatakan Yaman berdiri teguh dalam menghadapi Israel dan mendukung rakyat Gaza.
Milisi Houthi mengancam akan memberikan “respon yang kuat dan efektif” setelah As dan Inggris melancarkan serangan lain di Yaman Jumat malam, yang semakin meningkatkan ketegangan ketika Washington berjanji untuk melindungi pengiriman dari serangan gerakan yang bersekutu dengan Iran itu.
Serangan tersebut menambah kekhawatiran mengenai eskalasi konflik yang telah menyebar di Timur Tengah sejak Hamas dan Israel berperang, sementara sekutu Iran juga ikut terlibat dalam konflik tersebut dari Lebanon, Suriah dan Irak.
Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat telah mengirimkan pesan pribadi ke Iran mengenai serangan Houthi. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, dan mengatakan kepada wartawan, "Kami menyampaikannya secara pribadi dan kami yakin kami telah mempersiapkannya dengan baik."
Serangan terbaru, yang menurut AS tidak terdeteksi radar, terjadi sehari setelah puluhan serangan Amerika dan Inggris terhadap fasilitas Houthi di Yaman.
“Serangan baru ini akan mendapat respons yang tegas, kuat dan efektif,” kata juru bicara Houthi Nasruldeen Amer kepada Al Jazeera, dan menambahkan tidak ada korban luka atau “kerusakan material” dalam serangan AS.
Mohammed Abdulsalam, juru bicara Houthi lainnya, mengatakan kepada Reuters bahwa serangan tersebut, termasuk serangan semalam yang menghantam pangkalan militer di Sanaa, tidak berdampak signifikan terhadap kemampuan kelompok tersebut untuk mencegah kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel melewati Laut Merah dan Laut Arab.
REUTERS
Pilihan Editor Raja Denmark Frederik X Tampil di Hadapan Publik setelah Naik Takhta