TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Israel pada Minggu menangkap dua saudara perempuan wakil ketua Hamas Saleh al-Arouri, yang dibunuh di Beirut, Lebanon, awal bulan ini.
“Pada Sabtu malam, tentara pendudukan menangkap Dalal dan Fatima Al-Arouri, saudara perempuan martir Saleh Al-Arouri, setelah melakukan penggeledahan di rumah mereka di Kegubernuran Ramallah dan Kota Al-Bireh di Tepi Barat tengah,” Amani Farajneh, koordinator media untuk Masyarakat Tahanan Palestina, mengatakan kepada Anadolu.
Dalal ditangkap dari rumah keluarganya di kota Arura, barat laut Ramallah, sementara Fatima ditangkap dari rumahnya di lingkungan Al-Shorfa di kota Al-Bireh,” ujar Farajneh.
Kelompok Palestina Hamas mengatakan pada 2 Januari bahwa wakil ketuanya Saleh al-Arouri dibunuh dalam serangan Israel di ibu kota Lebanon, Beirut.
Tentara Israel juga menangkap 15 pekerja dari Jalur Gaza yang tinggal di Kota Biddya, sebelah barat kota Salfit di Tepi Barat yang diduduki, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.
Badan tersebut mengindikasikan bahwa para pekerja tersebut berada di gedung kotamadya Biddya, setelah Israel mengusir mereka dari tempat kerja mereka setelah 7 Oktober.
Sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, tentara Israel semakin mengintensifkan operasi militernya di Tepi Barat.
Eskalasi Israel di Tepi Barat telah mengakibatkan terbunuhnya 347 warga Palestina dan 4.000 lainnya terluka, termasuk 593 anak-anak, sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sekitar 5.850 warga Palestina juga telah ditangkap sejak 7 Oktober, menurut lembaga urusan tahanan.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina yang diklaim Tel Aviv menewaskan 1.140 orang di Israel.
Setidaknya 23.843 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 60.317 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Menurut PBB, 85% penduduk Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.
Pilihan Editor: Lebanon Jadi Rumah dari Pemimpin dan Ratusan Ribu Pengungsi Palestina, Mengapa?
ANADOLU