TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Observatorium Mediterania untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdo mengatakan kepada Al-Mayadeen pada Sabtu, 6 Januari 2024, bahwa rezim Israel melancarkan serangan langsung ke 12 kuburan di Gaza.
Meskipun pelanggaran HAM ini jelas terjadi, seperti dalam kasus pembantaian di kamp Bureij kemarin, tidak ada kecaman yang dikeluarkan dari komunitas internasional.
Abdo menekankan bahwa telah terjadi gangguan besar dalam fungsi lembaga dan organisasi global akibat kejahatan berturut-turut yang dilakukan oleh rezim Israel di Gaza.
Dia menyebutkan bahwa mungkin ada tantangan di masa depan ketika mendokumentasikan kejahatan terhadap kuburan dan pemakaman di Gaza.
Pendudukan saat ini menahan jenazah ratusan martir di Jalur Gaza.
Selain itu, ia mengatakan EuroMed sejauh ini menemukan 120 kuburan massal yang tersebar di jalan, tempat penampungan, sekolah, dan gedung pernikahan di Jalur Gaza.
Diperkirakan 4% dari total populasi di Gaza telah terbunuh, terluka atau hilang di bawah reruntuhan, kata Abdo.
Pekan lalu, juru bicara UNRWA Adnan Abu Hasna mengungkapkan bahwa 5% penduduk Gaza dikategorikan sebagai martir, terluka, atau hilang.
Pencurian Organ
Sebelumnya pada hari itu, Kantor Media Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan kekejaman baru, yang melibatkan penghancuran sebuah kuburan di lingkungan al-Tuffah di sebelah timur Kota Gaza dan menodai sekitar 1.100 kuburan.
Menurut pernyataan resmi, kendaraan militer Israel terlibat dalam penggalian kuburan dan tanpa perasaan mencuri jenazah para syuhada. Yang mengejutkan, kuburan-kuburan tersebut tidak hanya dinodai tetapi juga dilanggar, yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap kesucian orang yang meninggal dan kesucian kuburan.
Menyusul tindakan keji ini, pasukan pendudukan Israel dilaporkan mencuri sekitar 150 jenazah syuhada yang baru saja dikuburkan. Mayat-mayat ini digali dari kuburan mereka dan diangkut ke lokasi yang dirahasiakan.
Menanggapi pelanggaran berat ini, Kantor Media Pemerintah Gaza segera meminta semua negara merdeka dan komunitas internasional untuk melakukan intervensi, mengakhiri perang genosida pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Lebanon Jadi Rumah dari Pemimpin dan Ratusan Ribu Pengungsi Palestina, Mengapa?