Apakah Mereka Selalu Menjadi Markas Kelompok Bersenjata Palestina?
Pada akhir tahun 1960-an, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berperang melawan Israel di beberapa bidang. Pada prinsipnya, organisasi ini beroperasi di Yordania, tempat sekitar dua juta pengungsi terdaftar, dan di Lebanon, di mana kondisi yang buruk, infrastruktur yang tidak ada, dan akomodasi di bawah standar turut menyebarkan rasa ketidakadilan.
Seberapa Besar Pengaruh PLO di Lebanon?
Menyusul serangkaian bentrokan antara militer Lebanon dan milisi Palestina yang bersenjata lengkap pada 1968 dan 1969, militer Lebanon menandatangani perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Kairo.
Meskipun rinciannya dijaga ketat, perjanjian tersebut memberikan otonomi kepada Palestina atas administrasi kamp-kamp tersebut serta hak untuk melanjutkan perjuangan bersenjata dari Lebanon.
Tak lama setelah perjanjian ditandatangani, PLO diusir dari Yordania, tempat mereka membantu melakukan pemberontakan melawan raja, ke kamp-kamp Lebanon di mana mereka menikmati kebebasan yang lebih besar untuk beroperasi.
Sepanjang 1970-an, para pemimpin PLO dan faksi-faksinya yang berbasis di Lebanon berulang kali menjadi sasaran upaya pembunuhan Israel.
Seberapa Dalam Pengaruhnya?
Pada tahun 1982, organisasi tersebut diusir dari Lebanon ke Tunisia, menyusul partisipasinya dalam perang saudara Lebanon.
Namun, selama berada di Lebanon, kelompok ini memanfaatkan ketidakpuasan di kamp-kamp pengungsi untuk membangun kendali signifikan atas Lebanon selatan, termasuk mendirikan pasukan polisi sendiri, sebelum wilayah tersebut kemudian diduduki oleh Israel beberapa tahun setelah kepergian PLO.
Bagaimana Warisan Tersebut Terwujud Saat Ini?
Berbagai kelompok kini bersaing untuk menguasai kamp-kamp tersebut, dan memiliki kehadiran politik dan militer di Lebanon.
Al-Arouri adalah teman bicara utama Hamas dengan Hizbullah dan kelompok bersenjata sekutu lainnya. Setidaknya dua pemimpin militer senior Hamas lainnya tewas bersamanya dalam serangan 2 Januari: Azzam al-Aqra, seorang komandan terkemuka Brigade Qassam – unit bersenjata Hamas – di luar Gaza; dan Samir Fendi, komandan Brigade Al Qassam di Lebanon selatan.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Israel, Hizbullah Saling Serang di Tengah Kekhawatiran Perang Gaza Meluas