TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin partai oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung mengalami serangan penusukan saat berkunjung ke kota pelabuhan selatan Busan pada Selasa, 2 Januari 2024. Demikian kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan.
Terlahir dari keluarga miskin di kota Andong, Lee bekerja di pabrik alih-alih bersekolah di sekolah menengah, tetapi kemudian memenuhi syarat sebagai pengacara dan menjadi pengacara hak-hak sipil.
Sebagai ketua partai Demokrat yang berhaluan kiri, Lee kalah dari Yoon Suk Yeol yang berhaluan konservatif dalam pemilihan presiden yang ketat pada tahun 2022. Lee secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada tahun 2027, dan jajak pendapat baru-baru ini mengindikasikan bahwa ia tetap menjadi pesaing kuat.
Ditusuk Orang Tidak Dikenal
Hingga hari ini Rabu malam 3 Januari 2024, Lee Jae-myung, sedang dirawat di rumah sakit setelah ditikam di bagian lehernya dalam sebuah kunjungan ke kota pelabuhan Busan di bagian selatan.
Seorang pria berusia 67 tahun menyerang Lee, 59 tahun, dengan pisau sepanjang 18 cm yang dibeli secara online, kata polisi.
Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan bahwa penyerang tampak mengenakan mahkota kertas dengan nama Lee di atasnya.
Dia mendekati Lee untuk meminta tanda tangan, lalu tiba-tiba menerjang maju dan menyerangnya, kata laporan berita. Penyerang dengan cepat ditundukkan dan ditangkap di tempat kejadian.
Pemimpin oposisi Partai Demokrat Korea Selatan Lee Jae-myung ditikam di leher saat berkunjung ke kota pelabuhan selatan Busan, Korea Selatan, 2 Januari 2024. YouTube @barunsori/via REUTERS
Foto-foto yang dirilis oleh surat kabar Yonhap menunjukkan Lee terbaring di tanah dengan mata tertutup dan orang-orang di sekitarnya menempelkan saputangan di sisi lehernya.
Lee langsung dilarikan ke rumah sakit Universitas Nasional Pusan dan kemudian ke Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul di mana ia menjalani operasi. Kwon Chil-seung, juru bicara partai, mengatakan pada hari Selasa, Lee berada di unit perawatan intensif dalam keadaan pulih dan sadar.
Serangan tersebut terjadi saat sesi tanya jawab dengan wartawan setelah kunjungan ke lokasi pembangunan bandara baru di Pulau Gadeok, tak jauh dari Busan.
Presiden Yoon mengutuk penusukan tersebut, dan mengatakan bahwa kekerasan seperti itu tidak boleh ditoleransi dalam keadaan apa pun, menurut kantornya. Yoon juga menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap Lee, dan mengeluarkan instruksi kepada pihak berwenang setempat untuk memberikan perawatan medis terbaik dan agar polisi menyelidiki insiden tersebut.
Jin Jeong-hwa, seorang pendukung partai yang menjadi saksi di lokasi penusukan, mengatakan bahwa insiden ini jelas menunjukkan perlunya perlindungan keamanan yang lebih kuat dan profesional bagi para pemimpin politik, bukan hanya polisi yang dikerahkan untuk memantau.
"Orang-orang seperti pemimpin oposisi benar-benar membutuhkan detail keamanan yang berdedikasi," kata Jin dalam sebuah wawancara dengan Reuters. Ia menambahkan bahwa dari pengalamannya dalam acara-acara politik, jelas terlihat bahwa Lee sangat terekspos pada ancaman keamanan pribadi.
YONHAP | REUTERS
Pilihan editor: Tiga Balita Jadi Korban Penusukan di Irlandia, Kerusuhan Anti Imigran Pecah
