TEMPO.CO, Jakarta - Perang Israel terhadap Hamas akan berlangsung berbulan-bulan, kata kepala staf militer Israel pada Selasa, 26 Desember 2023, sementara PBB menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya serangan Israel yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina selama dua hari di Jalur Gaza.
Kepala Staf Israel Herzi Halevi mengatakan kepada wartawan dalam pernyataan yang disiarkan televisi di perbatasan Gaza bahwa perang akan berlangsung “selama berbulan-bulan”.
Baca Juga:
“Tidak ada solusi ajaib, tidak ada jalan pintas dalam membongkar organisasi teroris, yang ada hanyalah perjuangan yang gigih dan penuh tekad,” kata Halevi. “Kami juga akan mencapai kepemimpinan Hamas, apakah itu memerlukan waktu seminggu atau berbulan-bulan.”
Aksi Israel meningkat menjelang Natal, khususnya di wilayah tengah di selatan jalur air musiman yang membagi dua Jalur Gaza. Militer Israel memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan daerah tersebut, meskipun banyak yang mengatakan tidak ada lagi tempat yang aman untuk dituju.
“Kami sangat prihatin dengan berlanjutnya pengeboman di Gaza Tengah oleh pasukan Israel, yang telah merenggut lebih dari 100 nyawa warga Palestina sejak Malam Natal,” kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB Seif Magango.
“Pasukan Israel harus mengambil semua tindakan yang ada untuk melindungi warga sipil. Peringatan dan perintah evakuasi tidak membebaskan mereka dari seluruh kewajiban hukum kemanusiaan internasional.”
Israel bertekad untuk menghancurkan Hamas meskipun terdapat seruan global untuk melakukan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama 11 minggu tersebut dan adanya kekhawatiran baru bahwa konflik tersebut dapat menyebar, dengan pasukan yang bersekutu dengan AS dan Iran saling menyerang di tempat lain di wilayah tersebut.
Sejak Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang pada 7 Oktober, yang merupakan hari paling mematikan dalam sejarah Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah merespons dengan serangan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan hampir 21.000 orang tewas dalam serangan Israel, dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Hampir seluruh penduduk di wilayah kantong yang berjumlah 2,3 juta jiwa itu telah diusir dari rumah mereka, berkali-kali.
Israel mengatakan mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk melindungi warga sipil, dan menyalahkan Hamas karena membahayakan mereka dengan beroperasi di antara mereka, namun hal ini dibantah oleh Hamas. Namun sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, mengatakan negaranya harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi kematian warga sipil akibat apa yang disebut Presiden Joe Biden sebagai “pengeboman tanpa pandang bulu”.