TEMPO.CO, Jakarta - Sidang korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berlanjut pada Februari 2024 setelah sempat tertunda karena perang Gaza yang pecah pada 7 Oktober 2023. Menurut pengumuman pengadilan tinggi Israel pada Senin, 25 Desember 2023, persidangan akan diadakan empat kali seminggu mulai Februari 2024 atau lebih cepat dari jadwal sebelumnya yaitu dua kali seminggu.
Netanyahu menghadapi tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam satu kasus, dan tuduhan penipuan serta pelanggaran kepercayaan dalam dua kasus lainnya. Pengadilan tinggi Israel akan mengadili semua tuduhan tersebut dalam Kasus 4000, Kasus 1000, dan Kasus 2000.
Kasus 4000, yang saat ini sedang disidangkan di pengadilan, diperkirakan akan selesai pada Januari 2024. Kasus tersebut melibatkan tuduhan bahwa Netanyahu memberikan keuntungan regulasi kepada raksasa telekomunikasi Bezeq milik Shaul Elovitch sebagai imbalan atas izin intervensi editorial di outlet berita Walla, yang juga dimiliki oleh Elovitch. Netanyahu didakwa melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam kasus ini.
Pengadilan kemudian akan melanjutkan dengan tahap kesaksian dalam Kasus 1000, yang menyangkut hadiah yang diduga diterima oleh Netanyahu secara tidak pantas dari para miliarder yang dermawan. Sementara dalam Kasus 2000, dia diduga bernegosiasi untuk mendapatkan liputan media yang positif di Yedioth Ahronoth dengan imbalan membatasi para pesaing surat kabar tersebut.
Sebelumnya, persidangan dilakukan tiga kali setiap minggu hingga kegiatan pengadilan dihentikan menyusul penyerbuan Hamas di Israel pada 7 Oktober, dan bombardir Israel di Gaza setelahnya. Ketika persidangan kembali dimulai pada awal Desember 2023, pengadilan menyetujui permintaan kuasa hukum agar sidang diadakan hanya dua kali seminggu. Permintaan tersebut diajukan oleh pengacara Netanyahu, Amit Hadad, yang menyebutkan saksi yang meringankan perdana menteri belum siap karena perang Gaza sedang berlangsung.
Netanyahu menyangkal melakukan kesalahan apa pun, dan mengklaim bahwa tuduhan-tuduhan tersebut sengaja dibuat-buat untuk memburunya, upaya yang menurutnya dipimpin oleh polisi dan jaksa penuntut negara. Dia pun menolak mengundurkan diri ketika dakwaan diajukan, dengan alasan dia mampu diadili sambil memimpin negara.
Persidangan ini telah dikritik karena prosesnya lambat. Setelah dimulai tiga tahun lalu, proses persidangan termasuk kemungkinan pengajuan banding kasus-kasus ini tampaknya tidak akan berakhir sebelum 2028 – 2029. Sebelumnya, pada akhir Juni 2023, dilaporkan para hakim menganggap tuduhan suap terhadap Netanyahu sulit dibuktikan, dan mereka telah bertemu dengan jaksa penuntut umum serta tim kuasa hukum Netanyahu untuk membahas kemungkinan tawaran pembelaan agar dia mengaku bersalah dengan imbalan keringanan hukuman.
TIMES OF ISRAEL | ANADOLU
Pilihan Editor Rusia Akui Kapal Pendaratnya Dihantam Rudal Ukraina di Krimea