TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk terus menggempur Gaza demi memerangi militan Hamas. Serangan terus dilanjutkan di tengah banyaknya korban jiwa dari rakyat sipil.
Netanyahu, yang mengunjungi pasukan Israel di Gaza utara pada Senin, mengatakan kepada anggota parlemen dari Partai Likud bahwa perang masih jauh dari selesai. Dia menolak berbagai spekulasi bahwa pemerintahnya mungkin akan menghentikan pertempuran di Gaza.
Dia mengatakan Israel tidak akan berhasil membebaskan sisa sandera yang ditahan oleh Hamas tanpa adanya tekanan militer. "Kami tidak akan berhenti. Perang akan terus berlanjut hingga akhir, hingga kami menyelesaikannya," kata Netanyahu. Ia menentang seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, saat berkunjung ke Gaza.
Israel mendapat tekanan dari Amerika Serikat untuk mengurangi serangan di Gaza karena banyaknya rakyat sipil yang menjadi korban.
Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB menggambarkan banyaknya rakyat sipil yang sudah mengungsi namun tetap terancam tewas karena serangan Israel. “Hanya ada sedikit ruang yang tersisa di Rafah sehingga orang-orang tidak tahu ke mana mereka akan pergi,” kata Gemma Connell, pemimpin tim PBB yang ditempatkan di Gaza.
Ia menggambarkan warga sipil yang mengungsi itu sebagai “papan catur manusia.” Ribuan orang, yang sudah berkali-kali mengungsi, kembali melarikan diri dan tidak ada jaminan akan kembali ke Gaza. “Orang-orang mengungsi dari daerah itu ke daerah lain. Tapi mereka tidak aman di sana,” katanya.
Desakan untuk menghentikan perang telah dilakukan sejumlah pihak termasuk Paus Fransiskus. Ia mengeluarkan pesan tegas yang mengatakan bahwa anak-anak yang tewas dalam perang, termasuk di Gaza, adalah “Yesus kecil masa kini”. Ia mengatakan serangan Israel menuai “panen yang mengerikan” berupa warga sipil yang tidak bersalah.
REUTERS
Pilihan editor: Tokoh Oposisi Rusia Navalny 'Dibuang' ke Penjara Bekas Kamp Kerja Paksa GULAC Era Soviet