TEMPO.CO, Jakarta - Israel dan Hamas terlibat pertempuran sengit sampai Minggu pagi, 24 Desember 2023, setelah Israel mengebom daerah Jabalia di Jalur Gaza utara Sabtu malam. Akibat serangan ke daerah dengan banyak penduduk sipil itu, 166 warga tewas.
Israel mengklaim hampir mencapai kendali operasional penuh atas wilayah utara Gaza dan bersiap memperluas serangan darat terhadap Hamas ke wilayah lain. Namun penduduk Jabalia melaporkan adanya pemboman udara dan penembakan yang terus-menerus dari tank-tank Israel, yang menurut mereka telah bergerak lebih jauh ke kota tersebut pada hari Sabtu.
Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Minggu bahwa 166 warga Palestina telah terbunuh dalam 24 jam terakhir, menjadikan total korban tewas warga Palestina menjadi 20.424. Puluhan ribu orang terluka, dan banyak warga diyakini terjebak di bawah reruntuhan. Hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
Militer Israel mengatakan delapan tentaranya tewas, sehingga total korban tewas dalam pertempuran menjadi 154 orang sejak mereka memulai serangan darat sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
The Wall Street Journal melaporkan pada hari Sabtu bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu dibujuk oleh Presiden AS Joe Biden untuk tidak menyerang Hizbullah di negara tetangga Lebanon karena khawatir kelompok itu akan melancarkan serangan terhadap Israel.
“Israel adalah negara berdaulat,” kata Netanyahu. “Keputusan kami dalam perang didasarkan pada pertimbangan operasional kami, dan saya tidak akan menjelaskannya lebih lanjut.”
Israel mendesak warga Palestina untuk meninggalkan wilayah utara Gaza, namun pasukannya telah membombardir sasaran di bagian tengah dan selatan wilayah tersebut.
Enam warga Palestina tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij, di tengah Jalur Gaza, tempat tentara Israel memerintahkan orang-orang untuk mengungsi dan menuju ke barat menuju kota Deir Al-Balah, kata petugas medis.
Joudat Imad, 55 tahun, ayah dari enam anak, harus meninggalkan sebuah daerah di kamp pengungsi Nusseirat di Gaza tengah setelah peta yang diterbitkan oleh tentara menandai tempat tersebut sebagai tempat orang harus mengungsi.
Di Rafah, di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah menewaskan dua orang, kata petugas medis Palestina.
Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan serangan terhadap salah satu pangkalan utamanya di Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Dikatakan seorang anak berusia 13 tahun telah ditembak mati oleh pesawat tak berawak Israel saat berada di dalam Rumah Sakit Al-Amal.
Militer Israel menyatakan penyesalannya atas kematian warga sipil namun menyalahkan Hamas karena beroperasi di daerah padat penduduk atau menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Yiftah Ron-Tal, mantan komandan pasukan darat Israel, menggambarkan medan perang Gaza sebagai “yang paling rumit dan terbentengi” di dunia, yang membutuhkan infanteri, tank, artileri, dan korps insinyur.
REUTERS
Pilihan Editor Rusia Kekurangan 4,8 Juta Tenaga Kerja, Banyak Orang Lari Hindari Wamil ke Ukraina