TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengklaim Ukraina kehilangan hampir 400 ribu tentaranya sejak Moskow melancarkan operasi militernya. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa, 19 Desember 2023, menyatakan tentara Rusia saat ini berada di atas angin di seluruh garis depan peperangan.
"Sejak dimulainya operasi khusus, total kerugian yang dialami militer Ukraina sudah lebih dari 383 ribu anggota. Jumlah itu termasuk yang gugur dan luka-luka. Ada sekitar 14 ribu tank, kendaraan tempur infrantri pengangkut personel lapis baja, 553 jet tempur, 259 helikopter, 8.500 artileri dan sejumlah sistem peluncur roket," kata Shoigu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim Kyev sudah menderita hampir separuh dari total personel militernya sejak Ukraina memulai serangan balasan pada awal Juni 2023. Upaya yang memakan banyak biaya ini telah gagal merebut teritorial mana pun seperti diakui belum lama ini oleh sejumlah pejabat di Kyev dan negara-negara Barat.
"Moskow tidak akan menanggalkan tujuan-tujuannya dalam operasi militer khusus ini," kata Putin. Dia menambahkan militer Rusia saat ini telah mempertimbangkan untuk bermanuver dalam konflik Ukraina.
Putin menilai Kyev telah mensia-siakan cadangan terbesarnya dalam upaya membuktikan pada para pendukungnya. Dalam beberapa bulan terakhir, muncul pula mitos kalau militer Barat tak terkalahkan. Dia menyimpulkan sejumlah harapan dari negara-negara Barat yang mendukung Kyev untuk mengalahkan Rusia, pupus.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Taiwan Tawarkan Bantuan ke Cina setelah Gempa Mematikan Magnitudo 6,2
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini