TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini menyatakan bahwa Indonesia akan menampung sementara pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh. Meski begitu, pemerintah mengaku tetap memprioritaskan kepentingan masyarakat lokal.
"Sementara kita tampung,” kata Jokowi saat ditemui di Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, pada Senin, 11 Desember 2023.
Jokowi tidak menjelaskan secara rinci ke mana pengungsi Rohingya akan ditampung. Pemerintah, kata dia, masih berbicara dengan organisasi-organisasi internasional seperti UNHCR. Selain itu pemerintah juga masih mencari solusi untuk mengatasi masalah Rohingya.
Seperti diketahui, ribuan pengungsi Rohingya terus berdatangan ke pesisir Aceh sejak 14 November 2023. Kedatangan Rohingya ke Aceh pun mendapat penolakan keras dari warga setempat. Namun belakangan pemerintah justru menerima Rohingya. Lantas, apa alasan pemerintah menerima pengungsi Rohingya?
Alasan Pemerintah Terima Pengungsi Rohingya
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan alasan pemerintah terima pengungsi Rohingya. Menurut dia, pemerintah menampung sementara pengungsi Rohingya atas dasar kemanusiaan.
"Jadi kita sebetulnya dalam menerima kehadiran mereka itu pertimbangan kemanusiaan saja," ujar Muhadjir di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Senin, 11 Desember 2023.
Walau begitu, Muhadjir berharap kebaikan yang dilakukan pemerintah tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. "Tetapi kalau pertimbangan kemanusiaan itu kemudian telah disalahgunakan, dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, dengan cara yang tidak bertanggung jawab, ya, kita akan bisa bertindak keras untuk menolak itu," kata Muhadjir Effendy.
Muhadjir berujar bahwa Indonesia tidak memiliki ikatan dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Sehingga Indonesia menerima pengungsi Rohingya hanya bersifat sementara. Nantinya, mereka akan dikembalikan ke lembaga yang bersangkutan untuk penanganan.
Sebelumnya, Wakil Presiden atau Wapres Ma'ruf Amin pernah mengatakan bahwa masalah pengungsi Rohingya sebagai masalah kemanusiaan yang mesti diatasi bersama.
"Mereka (rohingya) bagaimanapun ini kemanusiaan. Karena kemanusiaan, harus kita tanggulangi,” tegasnya usai menghadiri Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 dan Pembukaan Universitas Indonesia Industrial-Government Expo (UI I-Gov Expo) ke-3 2023, di Universitas Indonesia, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 5 Desember 2023.
Atas dasar kemanusiaan, Ma'ruf mengatakan pengungsi Rohingya tidak mungkin ditolak. Tapi sebelum menampung Rohingya, pemerintah Indonesia tentu perlu menyiapkan antisipasi agar tidak menimbulkan beban bagi negara.
"Selama ini kan tidak mungkin kita menolak, tetapi juga tentu kita mengantisipasi jangan sampai ada penolakan dari masyarakat, juga bagaimana supaya mengantisipasi jangan sampai terus semuanya lari ke Indonesia. Itu jadi beban," kata Ma’ruf
Ma'ruf menambahkan, penempatan pengungsi menjadi satu hal yang harus dipertimbangkan. Ia pun menyinggung Pulau Galang di Batam yang pernah digunakan untuk menampung pengungsi asal Vietnam beberapa puluh tahun silam.
“Dulu pernah kita menjadikan Pulau Galang untuk pengungsi vietnam. Nanti kita akan bicarakan lagi apa akan seperti itu. Saya kira pemerintah harus mengambil langkah-langkah (solutif)," ungkapnya.