TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan guru besar dan dosen Universitas Harvard menandatangani petisi yang meminta administrator kampus tidak tunduk pada tekanan politik untuk memecat rektor karena kesaksiannya di Kongres tentang antisemitisme di kampus.
Sebuah petisi singkat ditandatangani oleh setidaknya 570 profesor dan disampaikan pada Minggu malam, 10 Desember 2023, kepada 13 anggota Harvard Corporation, yang memiliki wewenang untuk memecat rektor universitas Claudine Gay. Lebih banyak profesor mengindikasikan bahwa mereka juga ingin menandatangani, menurut salah satu penulis petisi.
Tekanan terhadap Gay meningkat selama akhir pekan, setelah Rektor Universitas Pennsylvania Liz Magill mengundurkan diri pada hari Sabtu.
Gay, Magill dan rektor Massachusetts Institute of Technology Sally Kornbluth memberikan kesaksian di hadapan komite Dewan Perwakilan Rakyat AS pekan lalu tentang peningkatan antisemitisme di kampus-kampus setelah pecahnya perang Hamas Israel pada bulan Oktober.
Ketiganya menolak memberikan jawaban pasti "ya" atau "tidak" terhadap pertanyaan anggota DPR dari Partai Republik Elise Stefanik mengenai apakah menyerukan genosida terhadap orang-orang Yahudi akan melanggar kode etik kampus mereka mengenai intimidasi dan pelecehan, dan mengatakan bahwa mereka harus menyeimbangkannya dengan kebebasan bicara.
Lebih dari 70 anggota parlemen AS menandatangani surat yang menuntut agar dewan pengurus ketiga universitas memecat rektor tersebut, dengan alasan ketidakpuasan terhadap kesaksian mereka.
Namun Alison Frank Johnson, seorang profesor sejarah Harvard dan salah satu penulis petisi yang dikirimkan ke perusahaan sekolah tersebut, menolak seruan yang dipolitisasi untuk pemecatan Gay.
“Saya mendapat kesan bahwa banyak orang tidak mengetahui seberapa besar dukungan yang dia dapatkan, sebagai seorang sarjana, kolega, dan administrator, di dalam universitas – termasuk dari orang-orang yang terkadang tidak setuju dengannya,” tulis Frank Johnson dalam email. “Kami tidak ingin kehilangan dia karena aksi politik.”
Frank Johnson tidak mau menjelaskan isi petisi tersebut, namun menegaskan bahwa petisi tersebut meminta Harvard Corporation "untuk tidak tunduk pada tekanan politik, termasuk tekanan untuk memecat rektor."
Siswa, keluarga, dan alumni Yahudi menuduh kampus-kampus tersebut menoleransi antisemitisme, terutama dalam pernyataan demonstran pro-Palestina sejak kelompok Islam Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan itu memicu serangan balik besar-besaran oleh Israel yang telah menyebabkan lebih dari 118 ribu warga Palestina tewas.
REUTERS
Pilihan Editor Parlemen Polandia Tunjuk Donald Tusk Jadi Perdana Menteri