TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Iran tentang peluncuran drone tempur dilengkapi rudal udara-ke-udara membuat Israel dan Amerika Serikat, yang selama ini menjadi musuh bebuyutan mereka, pantas merasa khawatir.
“Puluhan drone Karrar yang dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara telah ditambahkan untuk pertahanan udara di seluruh wilayah perbatasan negara,” kata kantor berita resmi IRNA, Minggu, 10 Desember 2023.
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat perang Hamas Israel, membuat AS khawatir Iran campur tangan. Teheran menegaskan tidak akan ambil bagian dalam perang, namun proksinya Houthi di Yaman dan Hisbullah di Lebanon, tercatat beberapa kali melakukan serangan ke Israel.
Komandan Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Iran, Brigjen Alireza Sabahifard, sebelumnya menyatakan, para ahli Iran telah mengadaptasi rudal permukaan-ke-udara yang diproduksi di dalam negeri untuk drone bertenaga jet "Karrar".
Menurut Sabahifard, Angkatan Udara Iran berhasil melengkapi drone Karrar dengan rudal udara-ke-udara pencari panas dengan jangkauan 8 kilometer. Setelah dua tahun penelitian dan uji coba, para ahli membuat serangkaian modifikasi teknis pada rudal permukaan-ke-udara "Majid", mengubahnya menjadi rudal yang diluncurkan dari udara.
Sabahifard menegaskan, pencapaian ini merupakan upaya kolaborasi antara Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan Iran. Dia lebih lanjut mengungkapkan bahwa drone Karrar kini dipersenjatai dengan rudal Majid, dilengkapi hulu ledak yang mampu meledakkan berbagai sasaran udara. Pembaruan ini dilaporkan oleh kantor berita Iran Tasnim pada 22 Oktober 2023.
Sistem rudal ini diberi nama untuk menghormati Majid Qorbankhani, seorang tentara Iran yang kehilangan nyawanya di Suriah pada tahun 2015. Sedangkan drone Karrar adalah pesawat tanpa awak militer Iran pertama yang mencetak rekor tertinggi layanan dengan mencapai ketinggian 14 km lebih.
Drone pencegat canggih ini juga bisa mengeluarkan peringatan radar dan radio kepada pesawat asing yang mendekati perairan pantai Iran atau wilayah informasi penerbangan (FIR).
Iran awalnya meluncurkan drone tempur jarak jauh pertama yang diproduksi di dalam negeri, Karrar (striker), pada bulan Agustus 2010. Drone ini memiliki jangkauan 1.000 kilometer dan dapat membawa dua bom seberat 115 kg atau amunisi berpemandu presisi seberat 227 kg. Karrar dikenal dengan kemampuan pengeboman sasaran berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem bantuan roket untuk lepas landas, dengan pemulihan dengan parasut.
Pada Januari 2021, Angkatan Darat Iran mendemonstrasikan kemampuan drone Karrar dengan menghancurkan target tiruan menggunakan rudal udara-ke-udara Azarakhsh. Rudal ini ditembakkan dari drone bertenaga jet Karrar selama latihan drone besar-besaran. Targetnya diposisikan di ketinggian dan memiliki penampang radar yang rendah.
Pada awal Oktober 2023, Angkatan Darat Iran memperkenalkan drone buatan dalam negeri baru yang disebut "Kaman-19" selama latihan gabungan tahunan yang melibatkan drone dari keempat unit Angkatan Darat Iran.
Dalam beberapa tahun terakhir, para ahli dan teknisi militer Iran telah membuat kemajuan signifikan dalam memproduksi berbagai peralatan di dalam negeri, sehingga mencapai swasembada persenjataan. Para pejabat Iran secara konsisten menekankan komitmen mereka untuk meningkatkan kemampuan militer, termasuk teknologi rudal dan drone, meskipun ada sanksi dari Barat.
Meskipun negara-negara Barat telah menyatakan keprihatinannya mengenai dukungan Teheran terhadap Rusia dalam konflik Ukraina dan penyediaan senjata, khususnya drone kamikaze, Iran membantah memasok senjata-senjata tersebut dengan tujuan untuk digunakan dalam perang. Sebaliknya, mereka mengakui pengiriman drone dalam jumlah terbatas beberapa bulan sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
TASNIM | CASPIANNEWS
Pilihan Editor Perang Israel Hamas Kian Sengit, 300 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam