TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengusulkan negara-negara islam untuk terapkan embargo minyak terhadap Israel. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab pada 11 November 2023. Berikut adalah profil Ebrahim Raisi.
Mengutip english.alarabiya.net, Ebrahim Raisi lahir dengan nama Seyyed Ebrahim Raisi. ia lahir pada 14 Desember 1960 di Mashhad, Iran. Ebrahim Raisi menerima gelar doktoral bidang hukum di Universitas Mottahari, Teheran, Iran. Ebrahim Raisi merupakan tokoh penting di balik sistem hukum Iran sejak awal 1980an.
Pasca revolusi Islam 1979, Ebrahim Raisi pernah bergabung dengan kantor kejaksaan di Masjed Soleyman di bagian barat daya Iran. Kemudian, pada 1981, saat ia masih berusia 20 tahun, Ebrahim Raisi ditunjuk menjadi jaksa di Kota Karaj dekat Teheran. Dua tahun kemudian, ia ditunjuk menjadi jaksa ke Kota Hamedan yang berjarak 200 km dari Karaj.
Tiga tahun kemudian, ia dipindahkan ke Teheran dan menjabat sebagai wakil jaksa. Organisasi pemerhati hak asasi manusia menudingnya bagian dari 'Komisi Kematian' karena mengeksekusi ribuan tahanan politik secara rahasia.
Selain itu, Ebrahim Raisi pernah tercatat sebagai anggota dari Partai Republik Islam sampai 1987. Karier Raisi kian moncer setelah Khamenei menjabat sebagai pemimpin tertinggi Iran pada 1989. Ia ditunjuk menjadi jaksa di Teheran, mengepalai Organisasi Inspeksi Umum, dan kemudian menjabat sebagai wakil ketua hakim selama satu dekade hingga 2014, di mana saat protes Gerakan Hijau pro-demokrasi 2009 berlangsung.
Pada 2006, saat menjabat sebagai wakil ketua pengadilan, dia terpilih untuk duduk di Majelis Ahli, sebuah badan yang bertugas memilih pengganti pemimpin tertinggi jika dia meninggal. Saat ini, ia masih terdaftar memegang peran tersebut.
Sebelum terpilih menjadi Presiden Iran 2021, Ebrahim Raisi pernah menjabat posisi penitng dalam sistem peradilan Iran antara lain Wakil Ketua Mahkamah Agung (2004-2014), Jaksa Agung (2014-2016), dan Ketua Mahkamah Agung (2019-2021). Selain itu, Ebrahim Raisi merupakan Kustodian dan Ketua Astan Quds Razavi sejak 2016-2019.
Raisi dipercaya mengelola Astan Quds Razavi, badan amal yang mengelola tempat suci Imam Reza oleh Ayatollah Ali Khamenei. abatan ini membuat Raisi bertanggung jawab dalam mengelola aset bernilai miliaran dolar dan menjalin hubungan dengan elite agama dan bisnis di Mashhad, kota terbesar kedua di Iran.
Sebagai hakim agung Iran, Ebrahim Raisi mendapat dukungan luas dari para politisi faksi konservatif dan garis keras. Ebrahim Raisi juga mendapat sokongan kuat Pemimpin Tertinggi Khamenei.
Pada 2017, Ebrahim Raisi pernah mencalonkan diri sebagai Presiden Iran. Namun, di tahun itu ia kalah oleh Hassan Rouhani. Baru Pada 2021 ia berhasil memenangkan pemilihan presiden dan resmi menjadi Presiden Iran.
ANANDA RIDHO SULISTYA | NAOMY AYU NUGRAHENI | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Presiden Iran Bawa Al-Quran ke Sidang Umum PBB, Ada Apa?